Demam Misterius di India Tewaskan 40 Anak dalam Sepekan

HALOPOS.ID – Belum selesai pandemi Covid-19, kini India harus berhadapan dengan penyakit demam misterius yang sudah menewaskan setidaknya 40 anak di Uttar Pradesh dalam sepekan belakangan.

Menteri Kepala Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, mengatakan bahwa departemen kesehatan masih mencari tahu penyebab demam misterius yang juga menewaskan puluhan warga dewasa lainnya itu.

Sebagaimana dilansir The Independent, pasien penyakit misterius itu mengalami gejala demam tinggi, nyeri sendi, sakit kepala, dehidrasi, dan mual. Dalam beberapa kasus, pasien juga mengalami penurunan trombosit dan ruam di tubuh.

Para pasien yang meninggal akibat demam misterius itu sudah dites Covid-19 dan dinyatakan negatif. Para petugas medis pun menyimpulkan demam itu tak berkaitan dengan pandemi Covid-19.

Sejumlah pakar menduga penyakit itu merupakan demam berdarah. Namun, pemerintah juga membantah penyakit itu terkait dengan demam berdarah.

Adityanath menjelaskan bahwa demam misterius ini pertama kali terdeteksi pada 18 Agustus lalu. Saat itu, keluarga pasien memulai perawatan di rumah sakit swasta dan klinik.

“Ketika pemerintah distrik mengetahui mengenai demam itu, mereka mendirikan isolasi untuk anak-anak, di mana tiga anak kemudian dilaporkan meninggal dunia dalam dua hari belakangan. Dua dari tiga anak itu sudah meninggal saat dibawa ke rumah sakit,” ucap Adityanath, seperti dikutip Hindustan Times.

Menurut sejumlah media lokal, kasus terbanyak terdapat di Firozabad, Uttar Pradesh. Dalam beberapa video, terlihat anak-anak mengantre di salah satu rumah sakit di Firozabad.

Adityanath pun meminta pihak berwenang di berbagai daerah di Uttar Pradesh untuk berupaya menyediakan lebih banyak tempat tidur di rumah sakit.

Seorang anggota keluarga dari pasien berusia enam tahun yang meninggal mengatakan kepada NDTV bahwa rumah sakit memang sudah kewalahan.

Ia bercerita, anggota keluarganya itu sudah mengalami demam tinggi selama tiga hari. Namun, rumah sakit di Firozabad penuh hingga akhirnya mereka ke Agra.

“Sepuluh menit sebelum kami sampai di Agra, ia mengembuskan napas terakhirnya,” katanya.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *