HALOPOS.ID – Teh hijau sudah secara luas dikenal sebagai salah satu minuman yang menyehatkan tubuh. Semakin banyak pula bukti yang menemukan bahwa meminumnya secara rutin bisa menambah usia alias bikin peminumnya panjang umur.
Menurut sebuah laporan dari dokter di Tiongkok, konsumsi teh secara rutin berhubungan dengan dikaitkan dengan tahun-tahun hidup yang lebih sehat dan rentang hidup yang lebih lama. Partisipan yang minum teh lebih dari tiga kali seminggu mengalami pengurangan risiko penyakit jantung dan stroke sebesar 20 persen, dibanding partisipan yang tidak minum teh secara teratur atau tidak pernah mengonsumsinya. Temuan ini diterbitkan di European Journal of Preventive Cardiology tahun 2020.
Itu hanya dari satu penelitian, lo! Berikut ini akan dijelaskan beberapa alasan kenapa minum teh hijau secara rutin bisa berkontribusi dalam membuat kita panjang umur.
Dengan penemuan antibiotik, manusia kini dapat mengatasi berbagai penyakit berbahaya akibat infeksi bakteri. Akan tetapi, faktanya banyak antibiotik yang tak lagi seefektif dulu, mengingat bakteri (juga parasit dan virus) telah mengembangkan resistansi atau kebal terhadapnya. Strain bakteri yang kebal dengan antibiotik ini dijuluki “superbug”, dilansir Harvard Health Publishing.
Bukan berarti antibiotik yang diresepkan dokter tidak ada gunanya. Menurut sebuah penelitian sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti Mesir, minum teh hijau saat sedang menjalani pengobatan antibiotik dapat secara signifikan properti pembunuh bakteri dari antibiotik. Temuan ini diterbitkan dalam pertemuan Society for General Microbiology ke-162 tahun 2008. Studi lainnya dalam Journal of Medical Microbiology tahun 2019 juga menemukan hal serupa.
Menurut keterangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian secara global. Diperkirakan 17,9 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini pada tahun 2019, mewakili 32 persen dari semua kematian global. Dari semua kematian ini, 85 persen adalah akibat serangan jantung dan stroke. Lebih dari tiga perempat kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Studi dalam jurnal JAMA tahun 2006, yang melibatkan lebih dari 40.000 orang dewasas di Jepang, menemukan bahwa mereka yang minum lebih dari lima cangkir teh hijau per hari memiliki risiko kematian akibat serangan jantung dan stroke 26 persen lebih rendah.
Lebih dari itu, studi terbaru yang dilaporkan dalam jurnal Stroke pada Februari 2021 lalu menemukan bahwa penyintas stroke yang minum setidaknya tujuh cangkir teh hijau dalam sehari memiliki risiko kematian sekitar 62 persen lebih rendah dari penyebab apa pun daripada rekan-rekan mereka yang tidak minum teh hijau. Dilansir WebMD, para peneliti juga melihat hasil serupa untuk penyintas serangan jantung, dengan penurunan risiko kematian hingga 53 persen.
Mekanisme bagaimana teh hijau dapat meningkatkan kesehatan jantung masih terus berusaha untuk dipahami. Dilansir British Heart Foundation, menurut studi dalam Journal of Biological Chemistry, diyakini bahwa senyawa dalam teh hijau dapat memecah penumpukan plak yang berpotensi berbahaya di pembuluh darah, yang pada gilirannya mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.
Menurut sebuah penelitian di Linus Pauling Institute, Oregon State University, Amerika Serikat (AS), senyawa epigallocatechin gallate (EGCG) dalam teh hijau dapat membantu tubuh melawan penyakit autoimun. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Immunology Letters tahun 2011.
Pada orang dengan penyakit autoimun, respons imun tubuh menjadi kacau dan menyerang dirinya sendiri. Tim peneliti menyebut bahwa ada sel-sel tertentu di dalam tubuh yang ada untuk mengontrol respons semacam ini, yang disebut sel T regulator.
Spesifiknya, mereka menemukan bahwa EGCG punya potensi dalam meningkatkan jumlah sel T regulator. Meskipun penelitian awal dilakukan pada tikus, tetapi ini adalah kabar baik yang menjanjikan dalam hal kemungkinan kemampuan teh hijau dalam memberi perlindungan dari penyakit autoimun.
Minum empat cangkir atau lebih teh hijau setiap hari menurunkan risiko sekarang dari penyebab apa pun pada orang-orang dengan diabetes tipe 2, menurut sebuah studi observasi yang dipublikasikan di jurnal BMJ Open Diabetes Research & Care tahun 2020.
Orang-orang dengan diabetes tipe 2 lebih rentan terhadap sejumlah kondisi kesehatan yang serius, seperti penyakit peredaran darah, demensia, kanker, dan patah tulang. Studi tersebut menemukan bahwa peserta yang minum kombinasi teh hijau dan kopi memiliki faktor risiko kematian yang lebih rendah secara signifikan, dengan risiko terendah berada di antara mereka yang minum empat atau lebih cangkir teh hijau dan dua atau lebih cangkir kopi setiap hari.
Meski demikian, butuh penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan tersebut. Minum teh hijau bahkan dapat membantu mencegah diabetes tipe 2, seperti yang ditemukan pada studi pada orang dewasa di Jepang dalam jurnal Annals of Internal Medicine tahun 2018.
Penelitian telah membuktikan bahwa teh hijau dapat melindungi dari kanker prostat dan kanker payudara. Lebih dari itu, minum teh hijau dapat meningkatkan kadar protein antikanker alami yang dikenal sebagai p53.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti di Rensselaer Polytechnic Institute, AS, menemukan interaksi antara senyawa EGCG dalam teh hijau dan protein p53, yang oleh salah satu peneliti disebut sebagai “protein paling penting dalam kanker manusia.”
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi sifat antikanker teh hijau di luar uji coba lab, tetapi para peneliti dari studi yang diterbitkan dalam jurnal Medicines tahun 2018 menemukan bahwa senyawa dalam teh hijau dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti kemoterapi, radioterapi, terapi kekebalan, dan terapi bertarget molekuler diharapkan memiliki beberapa manfaat klinis pada pasien dengan kanker.
Studi dalam European Journal of Preventive Cardiology tahun 2020 terhadap lebih dari 100.000 warga Tiongkok menemukan, mereka yang minum teh hijau setidaknya tiga kali seminggu, hidupnya rata-rata 15 bulan lebih lama daripada mereka yang tidak minum teh hijau.
Data studi tersebut memang hanya menarik hubungan observasional antara minum teh hijau dan umur yang lebih panjang, bukannya mencari tahu apakah teh hijau adalah penyebab langsung angka harapan hidup yang lebih tinggi. Para ilmuwan masih mencoba memahami mekanisme bagaimana teh hijau bisa bikin usia panjang umur. Mungkin ada alasan tersembunyi lainnya mengapa peminum teh hijau hidup lebih lama—mereka juga bisa membuat pilihan gaya hidup yang lebih sehat secara umum, misalnya.
Nah, sejauh ini sudah paham, ya, beberapa alasan yang membuat teh hijau bisa membantu memperpanjang umur? Tentu saja cuma mengandalkan teh hijau tidak cukup agar tubuh sehat hingga tua nanti. Perlu didukung dengan pola makan sehat bergizi seimbang, rutin olahraga, tidur cukup, dan mampu mengelola stres dengan baik. Rutin minum teh hijau setiap hari, yuk!