Studi Kemenkes: Vaksinasi Covid Lengkap Tekan Risiko Kematian

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan berdasarkan studi terbaru vaksinasi virus corona (Covid-19) dua dosis atau lengkap dapat menurunkan derajat keparahan dan risiko kematian pada pasien positif Covid-19.

“Jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi lengkap yang harus dirawat karena Covid-19 jauh lebih rendah ketimbang mereka yang belum divaksin. Demikian pula dengan kejadian kematian akibat Covid-19,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9).

Studi dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes melibatkan 71.455 tenaga kesehatan meliputi perawat, bidang, dokter, teknisi kesehatan, dan tenaga kesehatan umum lainnya yang telah mendapat suntik vaksinasi Covid-19 dosis lengkap di DKI Jakarta pada periode Januari-Juni 2021.

Pengamatan dilakukan pada tenaga kesehatan yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama, dosis kedua, dan belum mendapat vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan hasil pengamatan, persentase kasus Covid-19 pada nakes yang telah vaksin lengkap mencapai 5 persen pada periode April-Juni 2021, jauh lebih besar daripada saat Januari-Maret 2021 0,98 persen.

Pengamatan juga menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan terkait kasus positif pada nakes yang telah divaksin dosis pertama (4,02 persen) dan yang mendapat dosis lengkap (5,03 persen).

Namun, dalam hal derajat tingkat kesakitan, ada perbedaan pada nakes yang telah mendapat vaksin dosis satu dan dosis dua.

Tingkat perawatan pada nakes yang terkonfirmasi positif belum divaksin mencapai 0,35 persen, pada nakes yang sudah divaksin dosis pertama 0,31 persen, dan tingkat perawatan pada nakes yang mendapat dua dosis vaksin menurun hingga 0,17 persen.

Lama perawatan pada nakes yang telah divaksinasi dosis pertama juga lebih singkat yaitu 8-10 hari, dibandingkan dengan nakes yang belum divaksin 9-12 hari. Dari total nakes yang dirawat, 2,3 persen memerlukan perawatan di ICU.

Sementara 91 persen nakes dengan perawatan di ICU adalah nakes yang belum mendapat vaksin. Artinya, nakes yang telah mendapat vaksin Covid-19 dua dosis cenderung lebih tidak berisiko bergejala berat dan cenderung tidak memerlukan penanganan rumah sakit.

Demikian pula dengan tingkat kematian. Proporsi nakes meninggal positif Covid-19 lebih tinggi pada mereka yang belum menerima vaksin. Proporsi kasus nakes meninggal belum divaksin sebesar 0,03 persen, angkanya sama dengan proporsi kasus nakes meninggal yang telah menerima vaksin dosis pertama.

Namun, pada nakes yang sudah mendapat vaksin dua dosis, proporsi kasus meninggal menurun menjadi 0,001 persen pada periode Januari-Maret, dan 0,01 persen pada periode April Juni.

“Data-data di atas mengindikasikan bahwa meskipun vaksinasi membuka peluang terjangkit Covid-19, vaksinasi lengkap masih dapat diandalkan untuk melindungi tenaga kesehatan dari risiko perawatan dan kematian akibat infeksi Covid-19,” kata Nadia.

Perlu diketahui bahwa saat studi ini dipublikasikan, total 143 ribu SDM kesehatan di DKI telah mendapat vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan 125.431 orang telah divaksinasi dosis dua. Sementara per 13 Agustus ini, sudah 144.281 SDM kesehatan di DKI mendapat vaksin dosis pertama, dan 128.685 mendapat dosis dua.

Studi juga dilakukan dalam kondisi pandemi yang dinamis sepanjang Januari-Juni 2021. Pada periode waktu itu, terjadi peningkatan kasus Covid-19 serta merebaknya varian delta di Jakarta dan daerah lain.

Berdasarkan data Kemenkes per 13 Agustus 2021, total vaksinasi dosis pertama secara nasional mencapai 52.615.930 atau 25,26 persen dari sasaran vaksinasi Covid-19. Pada dosis dua jumlah orang telah divaksin baru 16.438.281 atau 12,69 persen.

Sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 orang, terdiri dari tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentang, masyarakat umum, dan anak usia 12-17 tahun.