PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) gencar melakukan program vaksinasi. Namun ditengah gencarnya program vaksinasi ini masih kekurangan ketersediaan vaksin, sehingga dibeberapa fasilitas kesehatan untuk dosis pertama kosong.
Menanggapi hal tersebut menurut Gubernur Sumsel Herman Deru, mengapresiasi apa yang dilakukan masyarakat. Dengan kesadaran diri memeriksa diri dan melakukan vaksin.
“Kita berterima kasih kepada masyarakat atas antusiasnya untuk vaksin. Namun memang jumlah vaksin yang dikirim ini sampai sekarang masih terbatas,” kata Deru saat diwawancarai di Kantor Gubernur Sumsel, Sabtu (17/7/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk vaksin ini baru bisa menvaksin masyarakat Sumsel 13 persenan, untuk dosis pertama dan baru 6 persen untuk dosis kedua.
“Artinya dari kemapuan vaksin kita mampu, bahkan saat uji coba sejuta vaksin kita menvaksin 77 ribu orang. Sedangkan untuk vaksin yang didistribusikan masih terbatas,” katanya.
Menurut Deru, vaksin yang didistribusikan ke Sumsel ini perbulan baru 36 ribu an vial atau 360 ribu dosis per bulan. Sedangkan kemampuan vaksinasi di Sumsel lebih dari itu, artinya kalau diberikan segi ya habis.
Sementara itu menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel Fery Yanuar menambahkan, saat ini masalahnya memang keterbatasan vaksin.
“Dinkes Sumsel maupun Pemerintah Provinsi Sumsel sudah mengajukan penambahan alokasi vaksin. Karena sasaran kita ini memang cukup banyak,” katanya.
Menurutnya, untuk vaksin ini per Minggunya hanya 8000 an vial. Di Minggu pertama Juli datang 7900 vial, lalu Minggu kedua datang 8300 vial. Itu untuk 17 Kabupaten/Kota, sudah termasuk untuk vaksin TNI dan Polri.
“Meskipun kita sudah mengajukan tapi sampai sekarang belum ada kepastian. Kita mengajukan 150 ribu vial vaksin perbulan. Jadi kalau mau terget kita selesai di awal 2021, ya 150 ribu vial per bulan baru bisa tercapai,” katanya.
Sedangkan Kasi Survailens dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Yusri menambahkan, memang permasalahan saat ini divaksin.
“Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menunggu distribusi dari pusat. Karena pengadaannya pusat,” katanya.