JAKARTA – Tenaga kesehatan yang sedang bertugas di wilayah terpencil maupun kawasan rawan konflik memiliki beban kerja serta risiko yang lebih besar. Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta kepada pemerintah untuk menaikkan gaji tenaga kesehatan di daerah tersebut untuk dinaikkan dua kali lipat.
“Saya tidak bisa membayangkan di mana dokter-dokter kita yang harus berjuang, naik perahu naik kapal-kapal kecil, untuk bisa mencapai puskesmas yang jaraknya bisa ditempuh dalam dua hari perjalanan,” kata Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Prof Abdul Kadir, di acara deklarasi pernyataan sikap Penyerangan Puskesmas Kiwirok yang digelar Apkesmi secara virtual, Sabtu (25/9/2021).
Abdul menilai tenaga kesehatan yang bekerja di daerah konflik dan terpencil menunjukkan besarnya pengabdian mereka. Ia yakin, kenaikan itu menjadi penghargaan tersendiri untuk mereka.
“Jadi kalau bisa mereka-mereka diberikan gaji dua kali gajinya mereka, dibandingkan gaji mereka yang bekerja di kota-kota besar. Supaya ini adalah insentif dan afirmasi kepada mereka, penghargaan kepada mereka,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Abdul menyatakan sangat mengecam aksi brutal KST yang menyerang tenaga kesehatan hingga membakar salah satu layanan kesehatan Puskesmas di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua pada 13 September 2021 lalu.
“Sehubungan dengan kejadian tersebut, kami dari Kemenkes menyatakan turut prihatin, dan menyesalkan dan mengecam kepada kelompok KKB tersebut,” katanya
Insiden itu menyebabkan jatuhnya korban jiwa seorang tenaga kesehatan dan beberapa luka-luka. Peristiwa itu, katanya, sepatutnya menjadi sebuah evaluasi kepada seluruh pihak untuk menjamin keselamatan bagi para nakes di Papua.
“Yang khususnya menjalankan tugas di daerah-daerah termasuk di Pegunungan Bintang, berilah layanan kesehatan kepada masyarakat dan perlindungan kepada tenaga kesehatan kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut terkait serangan itu, Abdul Abdul juga menyayangkan pembakaran puskesmas Kiwirok yang baru dirikan pada 2019 lalu.
Puskesmas dengan sarana prasarana cukup lengkap di Kiwirok itu memiliki layanan rawat inap serta beragam fasilitas kesehatan yang pembangunannya menghabiskan dana Rp40 miliar melalui dana khusus afirmasi pada Kementerian Kesehatan.
“Jadi ini afirmasi sebenarnya jadi ini uang negara, waktu itu kita menghabiskan anggaran sekitar Rp40 miliar mulai dari membangun gedung membangun sarana prasarana penunjang sampai dengan alat kesehatannya,” katanya.
Sehingga, Abdul memandang bahwa seharusnya kehadiran Puskesmas Kiwirok bisa menjadi bukti komitmen dari pemerintah pusat dalam menyelenggarakan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.