HALOPOS.ID – Kebiasaan tidur tanpa bra sudah dimiliki banyak perempuan karena rasa nyaman, tetapi masih ada juga yang memiliki tidur pakai bra. Padahal, ternyata ada konsekuensi kesehatan dari kebiasaan tidur pakai bra. Hal ini dinyatakan oleh Anna Targonskaya, MD ahli ginekolog dan penulis di Flo Health.
Di bawah ini lima masalah kesehatan yang bisa muncul akibat memakai bra saat tidur menurut Targonskaya:
Iritasi Kulit
Salah satu efek lain dari mengenakan bra saat tidur adalah iritasi kulit. Kait dan tali bra dapat bergesekan dengan kulit sehingga menyebabkan iritasi dan lesi kulit.
Sirkulasi Darah Terganggu
Salah satu efek buruk dari penggunaan bra saat tidur adalah menghambat sirkulasi darah. Saat tidur, kawat bra yang menempel dengan ketat di kulit akan membatasi otot-otot dada. Hal ini yang akan membatasi aliran darah ke saraf lengan dan area tubuh lainnya. “Mengenakan bra di malam hari dengan kompresi ketat seperti sport bra dapat membahayakan jaringan payudara karena membatasi sirkulasi darah ke jaringan payudara,” catat Targonskaya.
“Sirkulasi darah yang buruk dapat menyebabkan pusing dan kram,” tambahnya.
Pengaruh pada Fisiologi Payudara
Mengenakan bra ketat saat tidur bisa memengaruhi limfatik yang mengakibatkan retensi cairan dan peradangan kronis. Sistem limfatik sendiri membantu mengeluarkan racun dari area payudara melalui kelenjar getah bening yang ada di ketiak.
Dengan begitu, drainase limfatik yang terganggu dapat menghambat ekskresi racun dari tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan edema dan radang payudara kronis.
Infeksi Jamur
Tidur mengenakan bra dapat menyebabkan infeksi jamur pada payudara. Mengenakan bra saat tidur bisa memicu kelembaban pada area payudara yang bisa jadi tempat berkembangnya jamur.
Hiperpigmentasi Kulit
Hiperpigmentasi kulit merupakan perubahan warna kulit yang tidak merata atau munculnya bintik-bintik berwarna gelap pada kulit. Penyebab hiperpigmentasi disebabkan peningkatan pigmen melanin pada daerah tertentu pada kulit.
Mengenakan bra saat tidur dapat menyebabkan gesekan, iritasi, dan kerusakan pada area kulit. Kondisi ini dapat menstimulasi melanosit dan menghasilkan lebih banyak pigmen melanin di area kulit hingga mengakibatkan hiperpigmentasi.