EMPAT LAWANG – Harga besar di Kabupaten Empat Lawang alami kenaikan mencapai Rp1000 per kilogram. Meski kenaikan beras ini menguntungkan para petani namun dikalangan masyarakat mengeluhkan adanya kenaikan beras.
Harga beras di Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) Kabupaten Empat Lawang saat ini harga beras berkisaran Rp 9000 perkilogramnya. Hal ini membuat masyarakat petani di kecamatan tersebut cukup bergairah. Sebagian besar berspekulasi dengan menjual habis beras tanpa meninggalkan stok, sehingga dikhawatirkan mereka akan kesulitan mendapatkan beras kembali. Namun, di sisi lain, hal ini cukup dikeluhkan masyarakat yang membeli beras, karena harga tersebut cukup tinggi.
“Memang harga beras dusun sekarang ini harganya cukup tinggi atau naik berkisaran Rp 1.000 perkilogramnya. Sebagian besar masyarakat petani berlomba-lomba menjual berasnya dengan berspekulasi tinggi,” ujar Sahrin, salah seorang petani di Desa Bandaragung, Kecamatan Paiker.
Dikatakannya, dengan harga seperti ini sangat menunjang penghasilan masyarakat, namun mereka juga menghawatirkan, karena beras dalam kecamatan tersebut cepat hilang di pasaran karena semua habis terjual.
“Jika dilihat dari segi harga tentu sangat menggembirakan bagi kami, akan tetapi dikhawatirkan kedepannya karena semua beras habis terjual. Sebenarnya kalau dipikir, memang ini menjadi kesalahan pola masyarakat, tidak seperti dulunya yang menyimpan beras, terutama untuk makan keluarga,” jelasnya.
Ditambahkan Saiful, karena kesalahan pola ini, masyarakat petani khususnya terkadang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendri sebelum masa panen tiba. Sehingga mereka sendiri terpaksa menjadi buru harian untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Mereka tidak terpikir kedepannya dalam artian bersikap konsumerisme. Sangat disayangkan dengan perilaku seperti ini, karena itu juga meskipun hasil pertaniannya terbilang besar, namun tidak begitu meningkatkan perekonomiannya,” terangnya.
Lain halnya Mery, salah seorang ibu rumah tangga, masyarakat pembeli sangat merasakan kenaikan harga beras, karena masih membeli dan ketergantungan pada beras yang mereka beli terhadap petani yang ada.
“Hal ini juga berakibat pada masyarakat masih bergantung pada beras untuk orang miskin (Raskin). Sebab harga beras yang ada kadang-kadang tidak terjangkau oleh masyarakat,” ujarnya.
Kenaikan harga beras juga terjadi di pasar Tebing Tinggi, yakni mencapai Rp1.500/Kg. Adanya kenaikan harga tentu sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah.
Dari hasil pantauan di kawasan Pasar Tebing Tinggi sepekan terakhir, kenaikan harga beras pada beberapa agen berkisar antara Rp1.000 sampai Rp1.500. Kenaikan harga terjadi pada seluruh jenis beras yang dijual pedagang.
Kenaikan harga beras ini pun cukup membuat masyarakat resah dan khawatir jika nantinya harganya terus meningkat. Mereka menilai harga beras sekarang ini sudah cukup tinggi bila dibandingkan dengan kemampuan beli oleh masyarakat, terutama yang perekonomiannya menengah ke bawah.
“Bagi kami yang bekerja sebagai buruh harian dan petani, harga itu sudah terlalu tinggi. Ya, khawatir kalau harga itu terus meningkat, sehingga tidak bisa terjangkau oleh kami yang perekonomiannya lemah,” ujar Lena (42), warga kawasan Pasar Tebingtinggi.
Hal senada dengan Lena. Erni mengatakan, kenaikan harga beras ini cukup merogoh kocek, karena kenaikan ini juga berpengaruh kepada harga beras lokal. Sebelumnya, ia bisa mendapatkan beras lokal.
“Kalau kita membeli langsung kepada para petani ataupun ke tempat pabrik penggilingan padi Rp9000 perkilogramnya. Harga itu untuk beras yang kualitas cukup bagus, kalau sekarang ini harga beras yang kualitasnya paling jelek saja sudah mencapai Rp 8000 perkilogramnya,” terangnya. (FRS)