BOR Meningkat, Tenaga Kesehatan Collapse

Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty
Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty

PALEMBANG – Penambahan kasus wabah virus Covid-19 di Bumi Sriwijaya dinilai akan berimplikasi dengan keterisian Rumah Sakit (RS) di Palembang.

Epidemiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty mengatakan, peningkatan jumlah kasus orang terkonfirmasi Covid-19 di Sumsel dikhawatirkan akan berdampak pada keterisian tempat tidur Covid-19 di rumah sakit atau Bed Occupation Rate (BOR) yang terus melonjak.

Bukan itu saja, kemungkinan tenaga kesehatan yang menangani Pandemik collapse akibat semakin meningkatnya jumlah keterisian kamar rumah sakit.Hal inilah yang menjadi perhatian, untuk itu rumah sakit harus menambah BOR.

“Dengan meningkatnya kasus per hari, maka kekhawatiran tersebut tidak hanya mengenai kekurangan tempat tidur melainkan kemungkinan tenaga kesehatan yang menangani pandemik collapse akibat semakin meningkatnya jumlah keterisian rumah sakit seperti yang terjadi di Pulau Jawa,” katanya, Kamis (15/7/2021).

Berdasarkan data terkini dari Pemprov Sumsel, Sabtu (10/7/2021) kemarin, lebih dari 100 persen angka keterisian tempat tidur ICU di Palembang. Seperti di RS Charitas Hospital Palembang dari semua empat kamar sudah terisi penuh. Sebaliknya RS Hermina Palembang dari delapan kamar ICU Covid-19 semuanya ludes terisi.

Sedangkan untuk RS Rujukan Covid-19 RSMH Palembang juga mengalami hal yang sama, dari 26 jumlah tempat kamar tidur ICU Covid-19 yang disediakan terisi penuh.

Direktur RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Bambang Eko Sunaryanto, peningkatan BOR yang terjadi telah berlangsung sejak dua pekan terakhir.

Tingginya angka kamar ICU Covid-19 ini menyebabkan rumah sakit tidak bisa menampung pasien baru dengan keadaan darurat.

“Dua minggu terakhir lonjakan kasus tinggi sekali, dari 26 kamar disediakan semuanya penuh,” ujarnya, Minggu lalu (11/7/2021).

Tak hanya ruang ICU, tempat tidur untuk pasien dengan gejala sedang hingga berat juga diakui Bambang alami peningkatan. Saat ini pihaknya mencatat dari 177 kamar yang terisi sudah mencapai 75 persen. Dalam satu hari pihaknya mencatat sekitar 10 sampai 15 pasien baru yang masuk.

Jumlah tersebut meningkat sekitar dua kali lipat dari dua pekan sebelumnya sekitar 7 pasien per hari yang masuk ke RSUP Mohammad Hoesin. Saat ini pihaknya tengah mempersiapkan penambahan kamar inap dan ruang ICU sebanyak 300 kamar. Sebagai rumah sakit rujukan utama pihaknya akan mengalokasikan kamar pasien umum yang ada untuk dikhususkan bagi penanganan COVID-19.

“Untuk kasus meninggal dunia bahkan mencapai dua kasus per hari. Rata-rata meninggal dunia akibat komorbit,” jelas Bambang.

Sebelumnya Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, pihaknya terus mengantisipasi ketersediaan kamar untuk pasien Covid 19. Bahkan Pemprov Sumsel telah mempersiapkan tiga tower tambahan di Asrama Haji Palembang dengan kapasitas tampung hingga 500 orang pasien. Ke tiga tower tersebut yakni Tower Mekkah, Tower Madinah dan Tower Jeddah.

Bukan hanya di asrama haji saja, namun persiapan penambahan kamar juga dilakukan di wisma atlet Jakabaring sebanyak dua tower lagi. Hal ini tak lain untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pasien Covid di Sumsel.

” Ada tiga tower yang kita siapkan. Dan Kamar-kamar ini kita upayakan selalu siap termasuk nakes dan fasilitasnya” tegas Deru, Rabu kemarin (14/7/2021).

“Untuk di Wisma Atlet saat ini tercatat baru 78 kamar terisi dari 300 kamar yang disediakan. Jika di rumah ada anak kecil atau ada orang tua atau keluarga komorbid (penyakit penyerta) tidak perlu ragu cari tempat isolasi. Pemprov siapkan ini dengan gratis tanpa biaya tanpa pungutan,” ujarnya.

Berdasarkan data terkini lanjut Herman Deru, tingkat penyebaran Covid 19 di Sumsel cenderung fluktuatif. Bahkan yang cukup menggembirakan, dimana tingkat kesembuhan pasien Covid 19 di Sumsel sangat tinggi mencapai 84 persen lebih tinggi dari nasional 81 persen.

“Tingkat keterisian kamar atau BOR kita juga sudah turun terus. Dari 79 persen sekarang sudah 77 persen. Ini juga berkat upaya maksimal Pemprov Sumsel menyediakan layanan bagi saudara-saudara kita yang terpapar Covid,” jelas Herman Deru.

Menurutnya, kamar-kamar yang disiapkan tersebut diutamakan untuk pasien dengan gejala ringan atau OTG. Sementara untuk mereka yang bergejala berat diarahkan ke RS rujukan.

Lebih jauh, Herman Deru mengatakan untuk skala provinsi BOR sangat variatif karena itu antar kepala daerah harus saling berkoordinasi dan berkomunikasi. Iapun meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi Covid. PPKM yang dijalankan diharapkan dapat menekan penyebaran Covid- 19 di Sumsel.

“Mari kita hadapi pandemi ini dengan ketangguhan psikologi dan kesiapan. Serta tidak panik. Karena panik dapat menurunkan imun,” jelasnya.

Sementara itu Kadinkes Provinsi Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan, sebanyak 500 kapasitas bed yang disediakan tersebut terdiri dari 270 kamar. Untuk isolasi mandiri, masing-masing kamar disediakan bagi 1 sampai 2 pasien.

“Selain kita siapkan di Asrama Haji ini kita juga akan tambah 2 tower lagi di Wisma Atlet,” jelasnya.