APA Yang Harus Dilakukan Jika Anak-anak Tertular Virus Corona Ganas Varian Delta Asal India

HALOPOS.ID – Akhir-akhir ini terjadi peningkatan kasus yang positif Covid-19 termasuk anak-anak usia dibawah 17 tahun. Kenaikan kasus ini diduga karena adanya varian yang baru yakni Delta sebagai penyebab utamanya

Dan anak-anak usia dibawah 18 tahun belum mendapatkan vaksin. Nah bagaimana jika anak-anak terkena Covid-19, dan apa yang harus dilakukan.

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia cukup tinggi mencapai 12,5 persen.

Untuk mencegah penularan virus pada usia anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun menyerukan agar anak-anak tetap di rumah.

Dokter Spesialis Anak RSA UGM, Ade Febriana Lestari menyatakan, selama masa pandemi Covid-19, anak harus tetap di rumah dan dipenuhi kebutuhan dasarnya.Artinya, kebutuhan asah asih asuh harus didapatkan anak selama berada di rumah.

“Orang tua wajib menyediakan dan menyiapkan rumah sebagai tempat anak merasa nyaman, bahagia, dan menyenangkan sehingga anak tidak merasa terkungkung atau terisolasi di rumah,” kata dia melansir laman UGM, Selasa (6/7/2021).

Dia mengaku, orang tua harus menyiapkan bahan pangan yang sehat dan mainan untuk bahan stimulasi yang sesuai usia anak.

Tak hanya itu, orang tua diharapkan banyak berinteraksi dengan anak untuk bisa mengajarkan budi pekerti yang baik.

Secara langsung, kata dia, orang tua bisa memberikan contoh penggunaan alat pelindung diri seperti masker, kebiasaan dan cara mencuci tangan yang benar.Hal ini perlu dilakukan karena sebenarnya anak memiliki kebiasaan meniru.

“Tunjukkan bahwa orang tua selalu konsisten menggunakan masker. Menggunakan masker untuk saat ini adalah keharusan,” ucap dia.

Dia menambahkan, bila anak ada kontak erat pasien Covid-19, bahkan terkonfirmasi mengalami penularan, maka wajib bagi orang tua membawa anak ke fasilitas kesehatan terlebih dahulu, agar mendapatkan asesmen dari dokter yang tepat.

Hal itu, sebut dia, penting dilakukan, agar mengetahui apakah kondisi anak tanpa gejala, dengan gejala yang ringan, atau sedang atau berat.

“Tidak semua anak terinfeksi Covid-19 harus mondok di rumah sakit. Tanpa gejala atau gejala ringan anak bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Kecuali jika gejala sedang atau berat harus mendapatkan perawatan di rumah sakit,” tegas dia.

Jika anak tidak harus menginap di Rumah Sakit (RS), karena kuota tempat tidur di RS terbatas, sambung dia, maka obat yang diberikan harus diminum sesuai petunjuk dokter.

Dia juga meminta, kondisi anak harus dievaluasi secara rutin, agar diketahui jika ada tanda-tanda yang membahayakan, seperti demam tinggi suhu di atas 38,5, sesak napas, lemas, malas makan dan minum, atau saturasi oksigen di bawah 95 persen.Oleh karena itu, di rumah sebaiknya memiliki termometer dan alat pengukur saturasi oksigen.

“Orang tua wajib melakukan komunikasikan terkait Covid-19 dengan dokter spesialis anak melalui fasilitas telemedicine atau kembali melakukan pemeriksaan ke RS agar mendapatkan penanganan yang tepat,” tukas dia.