PALEMBANG – Angka Kematian ibu hamil di Sumatera Selatan tinggi, bahkan meningkat tiga kali lipat. Hal ini diperburuk oleh pandemik COVID-19 yang menurunkan imunitas tubuh mereka.
Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Sumsel, Yusuf Effendi mengatakan, berdasarkan catatan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin Palembang, 16 orang dari total 173 ibu hamil yang dirawat meninggal dunia.
Yusuf menilai, Pandemik Covid-19 masih menyebar dan mulai menjangkiti ibu hamil. Mereka pun masuk kategori orang yang rentan terpapar sehingga membahayakan keselamatannya.
“Angka kematian ibu hamil di Sumsel sangat tinggi. Bahkan naik tiga kali lipat,” katanya, Jumat (20/8/2021).
Dirinya berharap, dengan adanya vaksinasi ibu hamil bisa menyelamatkan dua nyawa. Karena vaksinasi ibu hamil untuk mencegah kematian akibat Covid-19. Bahkan ibu hamil sudah bisa mengikuti vaksinasi dengan berbagai ketentuan.
“Dengan menyelamatkan nyawa ibu hamil, kita menyelamatkan dua nyawa, yaitu nyawa ibu dan nyawa anak. Untuk syarat utama vaksin bagi ibu hamil yakni usia kandungan sekitar 13-33 minggu,” ujarnya.
Namun, Vaksinasi ibu hamil terkendala stok vaksin yang terbatas. Berdasarkan catatan dari PIGI, jumlah ibu hamil di Sumsel saat ini sudah mencapai 173.513 orang.
“Mereka seharusnya mendapat suntikan. Akibat stok terbatas, baru sekitar 20 ribu orang yang vaksinasi pada Oktober 2021. Saat ini permasalahannya stok vaksin terbatas. Kelanjutannya pun tergantung ketersediaan vaksin,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar mengakui, distribusi dosis vaksin yang masuk ke Sumsel masih terbatas.
“Ibu hamil saat ini menjadi prioritas, dan untuk rata-rata jumlah dosis yang diterima hanya 40.000 vial per bulan, sedangkan kebutuhan Sumsel sekitar 150.000 vial,” ujarnya.
Ferry menuturkan, dari data Dinkes untuk dosis pertama, jumlah masyarakat penerima vaksin mencapai 1,05 juta orang. Jumlah tersebut masih jauh dari target Sumsel untuk mencapai kekebalan komunal di awal tahun 2022 nanti.
“Vaksinasi Covid-19 sudah tak lagi membatasi segmen masyarakat, namun jika tidak ada perubahan atau penambahan vaksin, kemungkinan target kekebalan komunal di Sumsel pun bisa mundur,” terangnya.