Ahli Mikrobiologi : Alat BioSaliva Efektif Diagnosis Virus Corona 

Ahli Mikrobiologi Sumsel, Profesor Dr dr Yuwono M BioMed
Ahli Mikrobiologi Sumsel, Profesor Dr dr Yuwono M BioMed

PALEMBANG – Ahli Mikrobiologi Sumsel, Profesor Dr dr Yuwono M BioMed menyebut, alat BioSaliva lebih nyaman dalam mendiagnosis virus corona. Karena alat ini lebih efektif untuk mendeteksi virus corona dibandingkan metode usap atau swab antigen. 

“Hasil pemeriksaannya pun lebih akurat dibanding tes usap antigen hanya 60-70 persen sensitivitasnya dan untuk metodenya seperti PCR, harus berkumur. Kalau PCR di atas 95 persen dan BioSaliva ini di bawahnya atau sekitar 90 persen,” ujarnya, Selasa (7/9/2021).

Dilansir dari situs Kemenkes.go.id, alat BioSaliva juga telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673. Yang memiliki umur simpan mencapai dua tahun.

“Sampel Saliva juga dapat stabil di suhu ruang hingga 30 hari, suhu -20°C, dan suhu -80°C. Pengguna alat ini dianjurkan tidak makan dan minum, merokok, berkumur dengan mouthwash selama 1 jam sebelum berkumur,” jelas Yuwono.

Sedangkan untuk penggunaannya dengan cara berkumur di bagian tenggorokan dalam. Sebelum berkumur, pengguna dianjurkan untuk menarik nafas secara kuat, lalu batuk sedikit yang tujuannya untuk mengeluarkan dahak tanpa dibuang. Selanjutnya masukan cairan kumur yang tersedia dalam kemasan ke dalam mulut dan mulai berkumur di bagian dalam tenggorokan.

Kemudian, keluarkan cairan kumur dari dalam mulut ke dalam wadah dan campurkan dengan larutan pencampur yang juga tersedia dalam kemasan. Kemudian kocok dan sampel siap dites di laboratorium. Dalam satu kemasan BioSaliva terdapat petunjuk penggunaan, satu wadah cairan kumur, satu wadah larutan pencampur, dan satu corong.

“BioSaliva ini akan mempermudah dalam pemeriksaan dan meringankan masyarakat dari sisi biaya. Seperti contoh, mahalnya tarif antigen atau pun PCR di Indonesia karena bahan baku alat tes harus diimpor. Saya harap gunakan produk kita sendiri, karena biayanya lebih murah dari PCR,” bebernya.

Dilain pihak, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sumsel, Ferry Yanuar, mengaku belum ada petunjuk teknis untuk pemeriksaan alat BioSaliva, karena masih menggunakan swab antigen dan PCR.

“Pemeriksaan Covid-19 masih dengan swab antigen dan PCR untuk di Sumsel. Tarifnya juga sudah menyesuaikan dengan tarif yang baru,” kata Ferry. (SRY)