Bukit Siguntang, Jadikan Wisata Agama dan Budaya

Candi peninggalan sejarah di Bukit Siguntang Palembang.
Candi peninggalan sejarah di Bukit Siguntang Palembang.

HALOPOS.ID, PALEMBANG – Sudah waktunya bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) untuk membuka areal Bukit Siguntang sebagai kawasan budaya daerah ini.

Ketua Forum Palembang Bangkit (FPB) Idham Rianom, mengatakan. bahwa areal Bukit Siguntang sudah waktunya dimanfaatkan bagi pengembangan budaya masyarakat di Sumatera Selatan.

“Kawasan Bukit Siguntang sangat potensi untuk pemanfaatan ruang seni dan budaya masyarakat kita,” ujar Idham saat meninjau kegiatan Festival Literasi Sumsel yang digelar Dinas Perpustakaan Sumatera Selatan, 6-8 November 2021.

Kegiatan itu dibuka dan ditutup Gubernur Sumsel H Herman Deru. Menurut Idham, pemerintah dan masyarakat harus memiliki visi dan misi untuk mengembangkan potensi seni budaya daerah ini.

Sumsel, kata Idham, memiliki kekayaan seni dan budaya yang menarik. Jika dikembangkan, katanya, bisa berdampak bagi budaya, wisata dan perekonomian masyarakat daerah ini.

“FPB siap jika dipercaya pemerintah untuk mengelola prospek wisata sejarah, wisata alam, wisata seni budaya ke tingkat nasional dan internasional,” ujar Idham, Rabu (10/11/2021).

Menurut Idham, ada empat dimensi wisata andalan yang bisa dilakukan di Bukit Siguntang dan Benteng Kuto Besak (BKB). Apa itu?

Dari kajian yang dilakukan selama ini, katanya, Bukit Siguntang dan BKB cocok dijadikan sentra wisata sejarah, wisata kuliner, wisata spiritual, dan keempat, wisata seni budaya. “Apalagi di areal terdapat makam Raja Segentar Alam. Ini sangat potensial,” katanya.

Menurut Idham, FPB memiliki networking di tingkat regional mau pun nasional. Dengan adanya instalasi ini, katanya, bisa digunakan untuk mengangkat nilai-nilai potensi wisata Bukit Siguntang dan BKB.

Idham tak sependapat jika kawasan Bukit Siguntang hanya digunakan untuk kegiatan tahunan semata. Padahal di kawasan itu sangat kaya dengan aset dan potensi wisata yang harus dikembangkan.

“Sayang jika ada aset wisata dan budaya, tapi tak dimanfaatkan. Padahal jika dikelola secara proporsional dan profesional, bisa membangun strata ekonomi kerakyatan. Artinya, perekonomian rakyat bisa terbantu dan pemerintah dapat menikmati pendapatan asli daerah (PAD) sesuai yang diharapkan,” kata Idham.

Kuncinya, tambah Idham, harus dilakukan secara bersama dalam bentuk sinergitas yang terakumulasi.

Jika FPB dipercaya melakukan pengembangan wisata di Bukit Siguntang, Idham meminta agar pemerintah bisa memberikan peluang bagi masyarakat melakukan track jogging di kawasan Bukit Siguntang.

Selain itu, pemerintah segera memasang lampu jalan di kawasan itu, sehingga suasananya jadi terang benderang di saat malam hari.

“Saya sarankan pula agar pemerintah bisa membangun menara Bukit Siguntang agar bisa menginspirasikan Kerajaan Sriwijaya,” ujar Idham menutup perbincangan. (SRY)

Editor: Anto Narasoma