PALEMBANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel membantah bahwa kabut asap yang sempat menyelimuti kota Palembang dan sekitarnya, Selasa (28/9/2021) pagi bukan asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kepala Bidang Penanganan dan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan, kabut yang terjadi pada pagi hari itu merupakan kabut yang berasal dari uap air akibat proses peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
“Ini hal yang biasa, dan kabut asap itu karena adanya uap air atau partikel yang muncul akibat perubahan suhu dari musim panas menuju penghujan,” katanya, Selasa (28/9/2021).
Ditambahkan Ansori, untuk titik panas (Hotspot) di Sumsel saat ini cenderung menurun drastis. Meskipun sejumlah wilayah Kabupaten/kota di Sumsel saat ini masih terdapat titip api.
“Saya katakan itu bukan dari kebakaran hutan, karena hotspot kita saat ini cenderung menurun drastis dibanding beberapa hari sebelumnya,” ujarnya.
Berdasarkan data pantauan BPBD Sumsel, Senin (27/9/2021). Jumlah hotspot atau titik api sebanyak 7 HS dengan pembagian 1 di wilayah Kabupaten Muara Enim, 2 di Ogan Ilir (Oi), 1 di Ogan Komering Ilir (OKI), 1 di Musi Banyuasin (Muba) dan 2 di Ogan Komering Ulur (OKU).
Cuaca berkabut yang menyelimuti kota Palembang dan sekitarnya, Selasa (28/09/2021) pagi. Meski berdurasi tidak lebih dari 1 jam, sempat membuat jarak pandang para pengendara merasa terganggu.
“Memang sempat pekat cuaca pagi tadi, seperti kabut asap. Mungkin dari kebakaran lahan di daerah,” kata Hendra pengendara motor.(AD)