SENI gambar wpap memang unik. Karena bentuk dan format gambarnya disusun dari bidang-bidang datar berwarna semarak.
Arie Satrianto, pelukis wpap itu tersenyum ketika penulis bertanya tentang proses seni foto ini. Sebab corak dan bentuknya begitu unik dan menarik.
“Memang, Mas. Seni lukisan foto wpap ini digarap secara unik, dengan teknik bidang-bidang datar berwarna semarak,” ujar Arie, Selasa (21/6/2022).
Meski ada seorang pelukis andal, katanya, dia belum tentu bisa menggarap gambar (foto) seseorang dengan gaya ilustrasi wpap.
Meski struktur fotonya dibangun dari bidang-bidang datar, namun dimensi dalam ilustrasi yang diciptakan dengan gaya wpap, namun terlihat jelas memanfaatkan gelap dan terang pada garis imajiner yang membentuk wajah seseorang.
“Lihatlah, pada garis-garis imajiner gambar wpap, terletak pada unsur wajah sesuai proporsinya,” kata Arie.
Meski demikian, proses tracing pada penggambaran ulang, tidak tunduk 100 persen pada fokus foto yang sedang dikerjakan.
“Kita hanya membutuhkan keterampilan lebih agar hasil wpap tetap tampak jelas dan dan terstruktur secara alami,” katanya.
Seni wpap ini, kali pertama diciptakan pelukis Wedha Abdul Rasyid. Ia seorang seniman yang pernah berprofesi sebagai ilustrator Majalah Hai.
Karya-karyanya terdiri dari kartun Lupus, yang menghiasi isi dari novel remaja milik Hilman Hariwijaya dan Balada Si Roy milik seniman Gol A Gong.
Menurut Arie, kali pertama seni wpap tercetus karena penurunan daya penglihatan Wedha, karena ketika itu usianya masuk ke level 40 tahun. Karena itu Wedha kesulitan menggambar wajah dalam bentuk realistik dan detil.
“Lalu Wedha mencoba memgilustrasi gambar bergaya kubisme. Namun akhinya bentuk gambar ini justru makin populer di nusantara sebagai bagian dari gaya pop art,” ujarnya.
Bahkan, hingga saat ini gaya pop art disebut Wedha’s Pop Art Potrait (wpap). Bahkan ada yang menyebutnya sebagai lukisan potret aliran Wedhaism.
Tak hanya itu, kata Arie, pertumbuhan wpap saat ini sudah mendunia, sehingga pada tahun 2013, wpap mengapresiasi bentuk dan gayanya di Perancis. Artinya sudah menembus ranah, go internasional
Nah, sekarang seni lukisan Wedhas Pop Art Potrait ini hadir di Palembang, digagas langsung oleh Arie Satrianto, selaku ketua komunitas Wpap Chapters Palembang, sekaligus penggiat seni digital Pop Art Potrait di sini.
Sebagai seniman digital wpap yang pernah menjajaki karirnya di dunia retail PT Matahari Dept Store tahun 1995-2009, Arie berkecimpung dalam dunia desain dengan konsep penataan merchandise di Matahari Dept Store.
“Jadi, seiring kepercayaan Wedha Abdul Rasyid, tepat tanggal 23 Maret 2013 desain Wpap Chapter Palembang, kita dirikan hingga sekarang,” ungkap Arie menutup perbincangan. (**)
Laporan : Anto Narasoma