Covid-19 di Eropa Mengamuk Lagi, WHO Beri Warning Ngeri

HALOPOS.ID,JAKARTA – Covid-19 di Eropa melonjak lagi. Data bahkan menunjukkan banyak negara-negara tertinggal dalam vaksinasi Covid-19 meski benua itu kaya vaksin.

Mengutip Johns Hopkins, kasus meningkat di hampir seluruh negara kawasan selama dua pekan terakhir. Di 13 dari 45 negara, kasus baru meningkat lebih dari dua kali lipat.

Kasus di Jerman, Belanda, Austria, Kroasia dan Slovenia bahkan mencatat rekor harian baru pekan kemarian. Negara-negara itu pun melakukan pembatasan sosial kembali, termasuk mendesak warga menggunakan masker dan hanya mengizinkan yang sudah divaksin atau pulih dari Covid-19 ke tempat umum.

Sebenarnya, peningkatan terparah ada di Republik Ceko, San Matino, Hongaria dan Polandia. Kasus baru naik lebih dari tiga kali lipat pertengahan Oktober.

Kematian Covid di seluruh Eropa juga melonjak. Pemimpinnya selama dua pekan terakhir ini adalah Hungaria, Republik Ceko dan Latvia.

Peluncuran vaksin berjalan sangat lambat di Eropa Timur. Sementara lebih dari 7 dari 10 orang, di Portugal, Spanyol, Islandia, Prancis, Irlandia baru menerima satu dosis sedangkan Bulgaria, Ukraina dan Belarusia baru 30% saja.

Padahal merujuk ke AS, sebagai perbandingan, ada 67% warga yang telah mendapat dosis vaksin pertama Covid-19. Tingkat vaksinasi tertinggi hanya terlihat di Portugal 87%.

Hal ini juga membuat WHO khawatir. Bahkan ancaman ‘mengerikan’ disebut bisa terjadi di benua itu.

Direktur Regional WHO untuk Eropa, Dr Hans Kluge mengatakan kasus harian baru di rata-rata negara anggota mendekati level rekor. Bukan cuma kebangkitan Covid-19, penularan di Eropa juga sangat cepat dan memperihatinkan.

“Wilayah ini menyumbang 59% dari semua kasus secara global dan 48% kematian yang dilaporkan,” katanya dalam konferensi per membeberkan data pekan lalu, dikutip CNBC International.

Ia mengatakan jika tren ini tak bisa dikendalikan, diyakini pada Februari 2022, akan ada 500.000 kematian terkait Covid-19 di kawasan itu. Bakal ada 43 negara di kawasan yang menghadapi tekanan tinggi hingga ekstrem terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.

“Kita harus mengubah taktik kita dan bereaksi atas lonjakan kasus ini. Mencegahnya sejak awal,” tegasnya lagi.

Editor: Hendra P