HALOPOS.ID|PALEMBANG – Langit Palembang siang itu seakan ikut bergetar oleh semangat yang berkobar di halaman STISIPOL Candradimuka Palembang.
Dari kampus yang telah banyak melahirkan pemikir dan pejuang sosial itu, bergema satu suara: “Ratu Sinuhun layak menjadi Pahlawan Nasional Perempuan dari Sumatera Selatan.”
Acara ini bukan sekadar deklarasi, tetapi sebuah ikrar sejarah. Di bawah kepemimpinan Dr. Lishapsari Prihatini, M.Si, Ketua Srikandi TP Sriwijaya Sumsel, semangat perjuangan perempuan Palembang menemukan kembali denyutnya.
“Ratu Sinuhun adalah perempuan yang berpikir melampaui zamannya. Ia tidak hanya bicara tentang kesetaraan, tapi juga menanamkan keadilan dan kebijaksanaan dalam hukum adat Palembang,” ujar Dr. Lishapsari dengan nada penuh keyakinan.
Walikota Palembang H Ratu Dewa yang diwakili Asisten Bidang Keuangan Edison menyambut dan mensupport upaya penetapan Ratu Sinuhun sebagai pahlawan nasional.
Apalagi tim khusus untuk itu sudah terbentuk.
Sorak dan tepuk tangan para peserta — dari akademisi, budayawan, hingga aktivis perempuan — seolah menjadi gema penghormatan bagi sosok perempuan ulama yang gagasannya hidup abadi dalam Undang-Undang Simbur Cahaya.
Turut hadir Sultan Mahmud Badaruddin IV, RM Fawas Diradja, SH, M.Kn (Jayowikromo), yang menyampaikan dukungan penuh bagi pengusulan tersebut. Dengan lantang beliau menegaskan:
“Ratu Sinuhun adalah lentera moral Kesultanan Palembang Darussalam. Ia cerdas, berwibawa, dan menjadi teladan kepemimpinan perempuan di bumi Melayu-Islam.”
Suasana semakin khidmat ketika Ketua Dewan Kesenian Palembang, Muhammad Nasir, menegaskan bahwa perjuangan Ratu Sinuhun bukan hanya sejarah, melainkan roh kebudayaan.
“Melalui Simbur Cahaya, kita belajar bahwa hukum bisa berjiwa lembut tanpa kehilangan keadilan,” tuturnya.
Dalam jeda yang penuh haru, seniman Febri Al Lintani membacakan puisi “Sinuhun dalam Cahaya Palembang” — menggambarkan sosok Ratu Sinuhun sebagai perempuan yang menerangi zamannya dengan ilmu dan kasih.
Acara mencapai puncaknya ketika seluruh peserta berdiri bersama, mengangkat tangan dan menyatakan Deklarasi Koalisi Sipil Dukung Ratu Sinuhun. Suara mereka berpadu:
“Dari Bumi Sriwijaya, kami mengawal perjuangan ini hingga ke panggung nasional.”
Menutup acara, Dr. Lishapsari menyerukan pesan yang menggugah hati:
“Biarlah sejarah mencatat bahwa dari Palembang pernah lahir seorang perempuan negarawan, ulama, dan pembaharu hukum yang mengajarkan bahwa keadilan adalah cahaya bagi semua. Ratu Sinuhun adalah kebanggaan kita, kebanggaan Indonesia.”
Doa bersama dan penandatanganan dukungan menjadi penutup yang sarat makna — langkah kecil dari Candradimuka, menuju panggung besar bangsa.
















