HALOPOS.ID|JEMBER – Senyum bahagia tampak di wajah Ahmad Khisol (24), seorang guru ngaji asal Desa Balung Kidul, Kecamatan Balung. Jumat (3/10/2025) siang itu, ia menjadi salah satu dari 59 penerima insentif guru ngaji yang disalurkan langsung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember di balai desa setempat.
Begitu tiba, Ahmad hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk menyelesaikan administrasi. Dengan cepat, uang insentif sebesar Rp1,5 juta sudah berada di tangannya.
“Prosesnya sangat cepat, bahkan tidak sampai 5 menit. Saya merasa sangat terbantu,” ucap Ahmad dengan mata berbinar.
Bagi Ahmad, insentif ini lebih dari sekadar angka di atas kertas. Sebagai guru ngaji tanpa pekerjaan tetap, bantuan tersebut menjadi tumpuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Alhamdulillah, insentif ini sangat membantu kesejahteraan guru ngaji, khususnya bagi kami yang tidak punya penghasilan tetap. Terima kasih kepada Pemkab Jember atas penyalurannya yang tertib dan terhormat,” tambahnya.
Cerita Ahmad hanyalah salah satu dari ribuan guru ngaji di Jember yang merasakan manfaat program ini.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Jember, Nurul Hafid Yasin, menjelaskan bahwa penyaluran honorarium tahap pertama telah menjangkau 15.175 guru ngaji di 23 kecamatan. Sementara delapan kecamatan lainnya dijadwalkan bertahap sejak 1 Oktober 2025.
“Hari ini giliran Kecamatan Balung. Penyaluran dilakukan langsung di balai desa agar lebih mudah, cepat, dan tidak membebani guru ngaji untuk mengantre di bank,” terangnya.
Menurut Hafid, proses di Balung Kidul berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Ia juga menegaskan bahwa isu-isu miring soal penyaluran tidak benar adanya.
Salah satu kabar yang sempat mencuat adalah dugaan pungutan liar (pungli) dalam penyaluran insentif. Hafid dengan tegas membantah hal tersebut.
“Tidak ada pungli dalam program ini. Kami imbau guru ngaji agar tidak memberikan imbalan dalam bentuk apa pun kepada pihak mana pun. Jika ada oknum yang mencoba memanfaatkan momen ini, segera laporkan,” tegasnya.
Program insentif guru ngaji ini merupakan salah satu bentuk perhatian Pemkab Jember terhadap kesejahteraan tenaga pendidik nonformal di desa-desa. Selain untuk meringankan beban ekonomi, program ini juga diharapkan memperkuat peran guru ngaji dalam mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia.
Suasana hangat di Balai Desa Balung Kidul siang itu menjadi bukti nyata bahwa perhatian pemerintah bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Bagi Ahmad dan ratusan guru ngaji lainnya, insentif ini bukan hanya dana tambahan, tetapi juga penghargaan atas pengabdian mereka dalam membimbing anak-anak di kampung agar melek Al-Qur’an.