Tiga Destinasi Wisata Berbasis Sejarah dan Budaya Baru di Palembang Resmi Dilaunching 

Pj Wali Kota A Damenta secara resmi melaunching tiga destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya baru di Kota Palembang, Jumat (25/10) di depan Lawang Borotan samping benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.
Pj Wali Kota A Damenta secara resmi melaunching tiga destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya baru di Kota Palembang, Jumat (25/10) di depan Lawang Borotan samping benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Pj Wali Kota Palembang Damenta secara resmi melaunching tiga destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya baru di Kota Palembang, Jumat (25/10) di depan Lawang Borotan samping benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

Tiga tiga destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya baru di Kota Palembang, adalah Gedung Walikota Palembang (atau Gedung watertoren) yang mewakili era Kolonial Belanda, Lawang Borotan mewakili era Kesultanan Palembang Darussalam dan Gedung Kesenian Palembang yang mewakili era kemerdekaan.

Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn berterima kasih atas inisiatif dan keinginan Pj Walikota Palembang menjadikan Lawang Borotan sebagai destinasi wisata di kota Palembang.

“ Mudah-mudahan dengan dijadikannya kawasan ini menjadi destinasi wisata kota tua di Sumsel , apalagi bersebelahan dengan Kraton Kuto Besak , Insya Allah tingkat PAD pariwisata ini bisa naik dan membantu UMKM di Palembang terima kasih kepada pak Pj dan stekholder yang saling bahu membahu membentuk kawasan cagar budaya ini menjadi destinasi wisata yang bisa memberikan edukasi dan narasi yang baik buat kota Palembang,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Pj Wali Kota Palembang A. Damenta menyebutkan bahwa nantinya Lawang Borotan, Kantor Ledeng dan Gedung Kesenian akan menjadi destinasi wisata yang terkoneksi satu dengan yang lainnya.

“Dengan mengucap Bissmillah launching Lawang Borotan sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya resmi saya buka, semoga ini mendapatkan berkah dan kembali menjadikan Palembang yang bisa mendunia,” kata A Damenta.

Peresmian ini juga menandai awal dimulainya revitalisasi kawasan Lawang Borotan.

“Perbaikan dan mempercantik sekitar 1 bulan lebih, mudah-mudahan akhir november sudah selesai sehingga menarik dapat angle baru dan tidak meninggalkan sejarahnya,” katanya.
Damenta berpesan kepada sejarawan, budayawan serta pegiat seni agar tiap bulan secara berkala diadakan penampilan teatrikal di Lawang Borotan.

Ia kembali menuturkan bahwa Pemkot Palembang tidak bisa bekerja sendiri untuk itu menggandeng stake holder terkait diantaranya Bank Sumsel Babel, Bank Indonesia dan juga PDAM.

“Jadi ini semua kami persembahkan untuk masyarakat Palembang khususnya dan semua masyarakat Sumbagsel, dengan harapan bisa mendongkrak UMKM dan sejarah tetap terjaga,” katanya.

Sedangkan Lawang Borotan menurutnya meski beberapa tahun lalu pernah dilaunching tapi berjalan, pihaknya berupaya memaksimalkan kembali Lawang Borotan sebagai destinasi wisata.

“Secara berkala ada teaterikal setiap bulannya, baik soal sejarah dan budaya Kota Palembang, untuk pengunjung akan ditampilkan audio ramah,” katanya.

la menegaskan, budaya harus tetap dijaga agar tidak tergerus oleh pergerakan zaman.
“Kita ingin anak cucu dan generasi penerus Palembang mengetahui terjadinya sejarah besar di kawasan ini saat SMB II diasingkan menuju Ternate dari pintu ini,” katanya.

A Damenta mengatakan, launching ini berbarengan dengan rencana dilakukannya renovasi di area Lawang Borotan.
Ditargetkan akhir November sudah selesai penataan, dengan tidak menghilangkan nilai sejarahnya.

“Revitalisasi ini perbaikan-perbaikan pada lantai, sehingga nantinya nyaman digunakan untuk pagelaran seni dan budaya setiap bulannya,” katanya.

Ditargetkan akhir November sudah selesai penataan, dengan tidak menghilangkan nilai sejarahnya.

“Revitalisasi ini perbaikan-perbaikan pada lantai, sehingga nantinya nyaman digunakan untuk pagelaran seni dan budaya setiap bulannya,” katanya.

Menurutnya Walikota Palembang selanjutnya harus merawat dan menjaganya, karena tiga segmen ini masuk ke dalam Perda Musi 2045.
Selain penataan kawasan tiga destinasi wisata ini, pihaknya menegaskan OPD terkait soal penertiban parkir liar dan buang sampah sembarangan.

Sedangkan Ketua Kobar 9 , Vebri Al Lintani mengatakan, penggabungkan tiga destinasi wisata baru di Palembang, Gedung Walikota Palembang, Lawang Borotan dan Gedung Kesenian diskusinya sudah lama dan panjang.

“ Dalam beberapa kali diskusi dan di tetapkan tanggal 25 ini launchingnya dimana kita buat acaranya dengan pembacaan syair perang Menteng yang saya bacakan tadi 22 bait, syair perang Menteng itu berceritakan kemenangan Palembang dalam perang dengan Belanda tahun 1819,” katanya.

Dalam syair itu menceritakan terbunuhnya Haji Zen seorang ulama dari Palembang dan dengan semangat yang membara dari ratib saman yang membuat para pejuang Palembang menjadi suhada melawan penjajah berarti menang, menang didunia atau mati itu juga menang.( karena pahalanya surga).

“Syair kedua adalah syair yang ditulis oleh cucu dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II atau buyutnya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn yang isinya kepergian SMB II diasingkan ke Ternate.

“ Yang pasti tadi memerankan sosok SMB II , saya merasa sedih ketika meninggalkan Lawang Borotan , seolah-olah ada semangat Sultan Mahmud Badaruddin II , paduka yang mulia itu merasuk kejiwa saya , betul-betul tadi , agaak gemetar tadi ,” katanya.

Sementara itu, Sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji menjelaskan, sejarah nama dari Lawang Borotan.

“Borotan itu ternyata berawal dari kata buri artinya belakang, dalam perkambanganya kita paham bahwa Lawang Borotan itu adalah pintu belakang dari Keraton Kuto Besak,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Keraton Kuto Besak ini cukup populer namun setelah diambil alih, lalu diubah namanya menjadi Benteng Kuto Besak (BKB).

“Padahal dalam catatan sejarah ada 4 keraton di Palembang namun semua hancur dan yang masih tersisa keraton kuto besak atau sekarang disebut Benteng Kuto Besak,” katanya.

Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS) Iqbal Rudianto menilai masyarakat sudah melihat perkembangan kota Palembang dibawah pimpinan Pj Walikota Palembang saat ini yang serius dan fokus membangun kota Palembang lewat seni budaya dan itu sangat nyata.

“ Masyarakat sangat mendukung sekali, bahwa kita membangun kota Palembang ini dengan berbasis seni dan budaya , langkah yang sangat tepat bukan hanya di dukung dari seni budaya , program ini sudah pasti dan sudah nyata didukung masyarakat kota Palembang, “ katanya.

Usai meresmikan tiga destinasi wisata baru tersebut di yang dipusatkan di depan Lawang Borotan , Pj Wali Kota Palembang A. Damenta, dan rombongan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Mushola dekat Gedung Kesenian Palembang batuan CSR dari Bank Sumselbabel dan membuka Musyawarah Seniman Palembang. (UC)