OGAN ILIR – Safari Jum’at yang dilakukan Gubernur Sumsel, Herman Deru di Masjid Daarul Muttaqin yang terletak di Desa Pemulutan Ilir Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir berbeda dari sebelumnya.
Sebab usai Safari Jum’at tersebut, Gubernur Herman Deru langsung bergegas meninjau lokasi kebakaran yang tak jauh dari masjid tersebut guna memberikan semangat dan melihat kondisi warganya.
Bahkan dalam peninjauan itu, Herman Deru juga membawa sejumlah bantuan seperti paket sembako, alas tidur, pakaian layak hingga obat-obatan.
“Ini bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah khususnya Pemprov Sumsel dan Pemkab Ogan Ilir tentu tidak akan tinggal diam jika ada masyarakat yang tertimpa musibah seperti ini. Semaksimal mungkin kita akan membantu,” kata Herman Deru disela peninjauan tersebut, Jum’at (23/7/2021).
Dimana bantuan yang dibawa oleh Herman Deru meliputi makanan siap saji 100 paket, makanan anak 30 paket, selimut 30 paket, tenda gulung 30 paket, matras 30 paket, family kit 30 paket, kids ware 4 paket, sembako 65 paket, pakaian layak pakai 4 karung, vitamin syrup 48 botol paket, vitamin tablet 30 kotak paket, masker 100 box, dan sejumlah obat obatan 72 box. Bantuan tersebut diberikan melalui Dinas Sosial Provinsi Sumsel, BPBD, dan Dinas Kesehatan.
Bahkan, pada bantuan tahap awal ini Herman Deru juga menjamin kebutuhan makan dan biaya sewa tempat tinggal para korban kebakaran tersebut selama satu bulan kedepan.
“Bantuan ini juga untuk melengkapi bantuan yang diberikan Pemkab Ogan Ilir. Pemprov melalui Dinas Sosial juga akan memberikan kebutuhan makan dan biaya sewa rumah selama satu bulan kedepan,” terangnya.
Diketahui, musibah kebakaran yang melanda Desa Pemulutan Ilir Kecamatan Pemulutan yang menyebabkan 26 rumah hangus terbakar dan 99 jiwa kehilangan tempat tinggal tersebut terjadi pada Kamis (22/7/2021) lalu.
Musibah tersebut merupakan kali kedua yang terjadi di kawasan Ogan Ilir dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Sebelumnya, kebakaran serupa terjadi di Desa Ibul Besar III Kecamatan Pemulutan.
“Kebakaran ini sudah dua kali terjadi. Bahkan lokasinya pun tak jauh dari sungai. Sebab itulah, saya minta pemkab segera mengusulkan peralatan pemadam kebakaran seperti pompa agar ketika terjadi musibah seperti ini, masyarakat bisa melakukan upaya pemadaman pertama secara mandiri,” paparnya.
Namun, dia juga tetap masih bersyukur karena musibah kebakaran tersebut tak menimbulkan korban jiwa.
“Ini peringatan bagi kita. Tapi ujian ini harus tetap kita hadapi. Kita harus bersabar karena dibalik ini pasti ada hikmahnya. Saya juga minta agar BPBD juga memberikan pendampingan trauma healing kepada anak yang menjadi korban musibah ini,” ujarnya.
Terkait untuk rekonstruksi rumah para korban kebakaran tersebut, dia menyebut masih akan melakukan pendataan.
“Kita belum bisa menjanjikan. Mungkin Pemkab akan mengkaji lebih lanjut,” tuturnya.
Dia juga menghimbau, masyarakat tetap harus mematuhi protokol kesehatan kendati saat ini tengah berduka.
“Saya minta prokes juga tetap harus disiplin meski kondisi seperti ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar yang turut mendampingi dalam peninjauan tersebut mengucapkan terima kasihnya ata perhatian dan kepedulian Gubernur Herman Deru serta Pemprov Sumsel kepada korban kebakaran di wilayahnya.
“Tentu dukungan semangat ini sangat diharapkan masyarakat. Pak Gubernur langsung hadir dan memberikan bantuannya setelah tahu kejadian ini. Kami tentu sangat mengucapkan terima kasih,” katanya.
Selain itu, dia juga meminta agar Pemprov Sumsel membantu untuk menambah peralatan dan mobil pemadam kebakaran untuk meminimalisir terjadinya kebakaran. Hal itu mengingat terbatasnya jumlah mobil damkar dan peralatan pemadam yang saat ini dimiliki.
“Kita memiliki mobil damkar yang terbatas. Kita meminta agar Pemprov bisa memberikan bantuannya.
Ini merupakan salah satu kendala yang kita hadapi,” ucapnya.
Dia juga berpesan agar masyarakat bisa menjadikan musibah tersebut sebagai pelajaran.
“Kita turut merasakan kesedihan masyarakat. Namun ini merupakan cobaan yang harus dihadapi,” pungkasnya.