Eropa dan AS Kompak ‘Buang’ Gas dan Minyak dari Rusia!

Foto: REUTERS
Foto: REUTERS

HALOPOS.ID – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) mengumumkan gugus tugas yang akan bekerja untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada bahan bakar Rusia, dalam menghadapi perang Rusia di Ukraina.

Satuan Tugas Untuk Keamanan Energi akan diketuai oleh perwakilan dari Gedung Putih dan perwakilan dari Komisi Eropa.

Tujuan utama dari gugus tugas, kata AS dan UE, adalah untuk mendiversifikasi pasokan gas alam cair (LNG) sejalan dengan tujuan iklim dan mengurangi permintaan gas alam.

Kemitraan transatlantik berdiri lebih kuat dan lebih bersatu dari sebelumnya. Dan kami bertekad untuk melawan perang brutal Rusia. Perang ini akan menjadi kegagalan strategis bagi Putin,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, dikutip Sabtu (26/3/2022).

AS mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja dengan mitra internasional untuk menyediakan setidaknya 15 miliar meter kubik lebih banyak gas alam cair ke Eropa tahun ini.

Hal ini menjadi usaha untuk mengakhiri ketergantungan blok tersebut pada ekspor energi Rusia setelah invasi Kremlin ke Ukraina.

Volume tambahan LNG ini diperkirakan akan meningkat ke depan, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa negara-negara pengimpor energi terus menambah pendapatan perang Presiden Vladimir Putin dengan pendapatan minyak dan gas setiap hari.

Presiden AS Joe Biden menggambarkan perjanjian itu sebagai inisiatif baru terobosan yang dirancang untuk meningkatkan keamanan energi, keamanan ekonomi, dan keamanan nasional.

Berbicara bersama Leyen di Brussel, Belgia, Biden mengatakan: “Saya tahu bahwa menghilangkan gas Rusia akan merugikan Eropa. Tapi itu bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan dari sudut pandang moral, itu akan menempatkan kita pada pijakan strategis yang jauh lebih kuat.”

“Semua ini membawa Uni Eropa dan Amerika Serikat lebih dekat bersama, dan itu adalah kemenangan bagi kita semua,” kata Biden.

Gedung Putih mengatakan UE akan bekerja menuju tujuan untuk memastikan, hingga setidaknya 2030, permintaan sekitar 50 miliar meter kubik per tahun tambahan LNG AS. Ini konsisten dengan tujuan net-zero goals goals kami,” tambahnya.

Ini juga akan dilakukan dengan pemahaman bahwa harga harus mencerminkan fundamental pasar jangka panjang dan stabilitas penawaran dan permintaan. (**)

Editor : Herwan.