HALOPOS.ID|PALI – Seorang pelajar bernama Ageng Risky Romadhon (16), warga Jalan Bima Kuburan Kristen, Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, ditemukan tewas di kebun kelapa sawit dekat Sungai Lundu, Desa Muara Sungai, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), pada Jumat (18/10/2024) sekitar pukul 11.00 WIB. Korban ditemukan warga dalam kondisi tengkurap hanya mengenakan celana dalam berwarna hijau.
Warga yang menemukan jasad tersebut awalnya tidak mengenali identitas korban. Namun, setelah dibawa ke Rumah Sakit Pratama Tanah Abang, pihak keluarga datang dan mengidentifikasi mayat sebagai Ageng Risky Romadhon.
Kapolsek Tanah Abang PALI, Iptu Arzuan, menjelaskan bahwa pihak keluarga korban memastikan identitas jenazah saat mendatangi rumah sakit.
“Saat pihak keluarga mengecek, ternyata benar mayat tersebut adalah Ageng Risky Romadhon (16), warga Jalan Bima Kuburan Kristen, Prabumulih Timur,” ungkap Arzuan, Sabtu (19/10/2024).
Dari hasil visum, ditemukan banyak luka lebam di sekujur tubuh korban yang diduga akibat benda tumpul. Polisi menduga korban tewas akibat pengeroyokan.
Ayah sambung korban, Zulnani (44), mengungkapkan bahwa ia mengetahui kabar penemuan mayat dari tetangganya. Setelah melihat foto yang beredar, ia memutuskan untuk mengecek langsung ke rumah sakit bersama keluarga.
“Ada yang memberi tahu tentang penemuan mayat. Karena penasaran, saya ajak istri dan keluarga untuk mengecek ke rumah sakit. Kami juga menghubungi Polsek Tanah Abang,” kata Zulnani.
Kemudian Zulnani sekeluarga pun berangkat dari rumahnya yang berada di Jalan Bima Kuburan Kristen Kelurahan Arimbi Jaya Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih dan tiba di RS Pratama sekitar pukul 17.00 WIB.”Nomor Hp Ageng ini tidak aktif ketika dihubungi. Maka itu untuk memastikannya, kami datang langsung,” ujarnya.
Zulnani dan keluarganya tiba di RS Pratama sekitar pukul 17.00 WIB dan memastikan bahwa jasad tersebut adalah Ageng Risky Romadhon.
“Kami mengenali wajahnya yang masih utuh, ada bekas luka kecelakaan motor di tangan dan kaki yang dialaminya seminggu lalu, serta celana dalam yang dikenakannya,” jelas Zulnani.
Sebelum ditemukan tewas, Ageng Risky sempat pamit pada ibunya untuk pergi bermain ke rumah teman pada Selasa (14/10/2024) lalu. Menurut ayah sambungnya, Ageng kerap jarang pulang, tetapi nomor ponselnya selalu aktif hingga akhirnya tidak bisa dihubungi sebelum kabar penemuan jasadnya muncul.
“Biasanya dia pulang seminggu sekali, tapi nomor HP-nya masih aktif. Namun, sebelum kabar ini, nomor HP-nya sudah tidak aktif lagi,” tutup Zulnani. (JR)