SUMSEL  

Tren Kasus Positif Covid-19 di Sumsel Menurun

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendaliam Penyakit, Dinas Kesehatan Sumsel H Fery Yanuar
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendaliam Penyakit, Dinas Kesehatan Sumsel H Fery Yanuar

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Dalam beberapa minggu terakhir tren kasus positif Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) cenderung menurun.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendaliam Penyakit, Dinas Kesehatan Sumsel H Fery Yanuar SKM Mkes usai mengikuti reses anggta DPRD Sumsel Dapil Sumsel II di Dinkes Sumsel.

“Kalau kita lihat di Sumatera Selatan, alhamdulilah dalam beberapa minggu terakhir trend kasus sudah menurun sangat siknifikan, kalau biasanya kemarin satu minggu 6000an kasus pada saat puncak, sekarang seminggu kasus  kita hanya 400an, kita harapkan terus menurun ,” kata Fery Yanuar, Jumat (25/3).

Seperti yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan (Menkes) menurutnya arahnya adalah untuk ramadhan untuk kegiatan keagamaan akan di longgarkan tetapi penekanannya kepada penerapan prokes tetap di jaga.

“Kita harus paham bahwa kita belum keluar dari masa pandemi, jadi ini masih masa pandemi tetapi kondisinya memang sangat baik, bukan berarti tidak pandemi tapi  masih pandemi tapi kondisi penurunan kasus  sangat signifikan,” jelasnya.

Kasus tertinggi menurutnya tetap di Palembang karena jumlah penduduknya cukup banyak dan Palembang adalah pusat kegiatan dan pintu masuk Sumsel.

“Untuk Idul Fitri sesuai apa yang disampaikan oleh Kementrian Kesehatan dalam rilis Menkes, untuk kebijakannya  melonggarkan seperti yang berlaku saat ini, bahwa tiap perjalanan tidak lagi menggunakan  antigen dan PCR tapi dengan persyaratan kalau dia baru dua kali  vaksin masih mewajibkan untuk antigen, kalau sudah dengan booster tidak perlu pemeriksaan antigen dan PCR,” katanya.

“Kalau belum di vaksin atau baru satu kali di vaksin harus mengajukan PCR,” katanya.

Semua itu menurutnya upaya  pemerintah untuk percepatan vaksinasi, karena saat ini pekerjaan rumah (PR)  dosis dua dan booster. “Dosis dua walaupun sudah 70 persen tapi memang  masih ada kelompok-kelompok yang  beresiko  yang memang belum maksimal tervaksinasi  untuk mendapatkan dosis lengkap yaitu dua kali penyuntikan,” katanya. (ZR)

Editor : Herwan