HALOPOS.ID|PALEMBANG – Puncak kemarau di Sumatera Selatan pada bulan Juli dan Agustus sudah terlewati. BMKG menyebut September ini masih terjadi kemarau namun ada potensi hujan intensitas ringan hingga sedang akan terjadi.
“Pertumbuhan awan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akan terjadi di wilayah Sumsel bagian tengah dan Barat,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi SMB II Palembang, Siswanto, Selasa (10/9/3024).
Ia menyebut peluang hujan dari analisa dinamika atmosfer terkini di wilayah Sumsel terdapat spot-spot pertumbuhan awan hujan pada 8-13 September.
Dari pantauan citra radar cuaca pada Senin (9/9/2025) siang, terpantau pertumbuhan awan hujan di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI), Palembang, Banyuasin, Musi Banyuasin dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
“Kemudian di Muara Enim, Prabumulih, Musi Rawas, Lubuklinggau, Lahat, Pagar Alam, Ogan Ilir dan OKU,” tambahnya.
Sementara Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Veronica Sinta Andayani menambahkan, September ini masih dalam periode musim kemarau. Namun dalam pekan ini terpantau adanya pengaruh dinamika atmosfer yaitu gelombang ekuatorial Rossby yang aktif di wilayah Sumatera termasuk Sumsel.
“Aktifnya gelombang ekuatorial Rossby ini membawa uap air di atmosfer Sumsel yang dapat mengakibatkan pertumbuhan awan yang cukup signifikan, sehingga menaikkan potensi hujan di wilayah Sumsel. Tetapi hujan yang turun dengan intensitas ringan hingga sedang, durasinya tidak lama dan bersifat lokal,” ujarnya.
Sebab, lanjutnya pada dasarnya uap air di musim kemarau ini memang minim. Sehingga, kondisi potensi hujan ini diprakirakan hingga 3 hari ke depan masih akan terjadi.
“Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada musim kemarau walaupun kadang-kadang ada potensi hujan. Terutama mengantisipasi Karhutla karena masih musim kemarau dan kering. Serta hujan yang turun masih belum cukup untuk sepenuhnya mencegah Karhutla,” tukasnya. (UC)