HALOPOS.ID|YOGYAKARTA – Namanya Slamet, pria asal Jakarta pada 10 Maret 1951. Slamet saat ini kesehariannya bekerja sebagai pemulung di Kota Yogyakarta.
Slamet pernah bersekolah di Sekolah Rakyat di Karanganyar, Kebumen, pada 1957. Pernah berprestasi juara satu. Dilanjutkan sekolah di SMP Persiapan Negeri Karanganyar, Kebumen. Dan menduduki rangking tiga, pada tahun 1966. Kemudian Slamet lanjutkan pendidikan di bangku SMA Perguruan Rakyat tahun 1967 hingga 1969, Slamet juga meraih prestasi sebagai juara pertama.
Menjadi pemulung bagi Slamet adalah untuk melanjutkan kehidupan.
“Menjadi pemulung bagi saya buat lanjutkan kehidupan saya,” kata Slamet, Sabtu (1/3/2025).
Slamet bercerita, dirinya dibesarkan ibu kandung bernama Tasmi, namun sang ayah, Melan memilih pisah. Kemudian, dirinya dibesarkan oleh kakek atau orangtua dari ayahnya di Kebumen.
“Semua yang besarkan saya adalah kakek saya. Biaya sekolah dari ayah saya,” ungkapnya.
Slamet menjadi pemulung sejak tahun 1979. Saat itu Slamet hanya memulung puntung rokok.
“Dulu saya memulung puntung rokok, dan bisa dijual. Sudah lama, dulu uangnya bisa buat lanjutkan kehidupan,” sambungnya.
Hingga saat ini Slamet berusia 74 tahun, dirinya berharap pemerintah memperhatikan nasibnya.
“Harapan saya, saya berkeinginan mendapatkan bantuan seperti BLT dati pemerintah,” pungkasnya. (SN)