PALEMBANG – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Selatan menilai kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang saat ini terjadi di Kabupaten Ogan Ilir (OI) tidak terlalu mengkhawatirkan. Karena berada di lahan rawa.
“Kebakaran di rawa tidak terlalu mengkhawatirkan ketimbang kejadian yang sama terjadi di lahan gambut,” kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, Hairul Sobri, Sabtu (7/8/2021).
Ditambahkan Sobri, struktur lahan gambut dan rawa sangat berbeda. Kalau gambut lebih sulit dipadamkan jika terjadi kebakaran menyebabkan sebaran hotspot akan tidak terkendali kalau yang terbakar. Sedangkan untuk lahan bukan gambut lebih mudah dipadamkan dan asapnya tidak masif.
“Kebakaran di gambut tidak bisa dipadamkan oleh water boombing dan pemadaman darat. Seperti contoh kebakaran besar lahan gambut di Sumsel pada tahun 2015 dan 2019 lalu.
Hanya hujan lebat yang dapat memadamkannya, gambut yang rusak akan menyebabkan bencana kabut asap,” ujar dia.
Di Sumsel, total luasan gambut ada sekitar 1,2 juta ha dengan luasan wilayah gambut berada di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) seluar 750 ribu ha. selebihnya Gambut tersebut tersebar di beberapa daerah lain seperti Musi Banyuasin (Muba) dan Banyuasin.
Walhi mengaku tetap konsisten menentang perluasan Hutan Tanam Industri (HTI) dalam memperluas lahan sawit di kawasan gambut. Gambut yang secara fungsi dapat menyerap air justru dirusak. Kondisi ini secara langsung akan menimbulkan banyak kerusakan lingkungan.
“Gambut sengaja dikeringkan hingga airnya habis. Ketika airnya habis Industri akan menggunakan cara praktis membuka lahan dengan cara dibakar. Inilah yang menjadi penyebab bencana kabut asap yang menyebar tidak hanya ke provinsi tetangga melainkan ke negara tetangga,” katanya.
Walhi meminta pemerintah daerah secara maksimal mengupayakan pencegahan Karhutla. Pasalnya, kebakaran sebesar 188 Hektare (ha) lahan rawa di OI menjadi preseden buruk pencegahan Karhutla di tahun 2021.
“Ini alarm jika potensi karhutla masih akan terjadi meski tidak di lahan gambut. Ini juga menjadi alarm kemarau panjang yang terjadi dimana seperti tahun sebelumnya, OI menjadi wilayah pembuka tempat terjadi karhutla,” ungkapnya.