SUMSEL  

Ini Nama-nama Ketua Parpol di Sumsel Tak Lolos Nyaleg

ilustrasi kotak suara--
ilustrasi kotak suara--

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Meski ketua partai politik tidak menjamin untuk lolos menjadi anggota dewan baik itu untuk DPR RI maupun DPRD Sumsel di pemilihan legislatif 2024.  Mereka kalah bersaing dengan caleg separtai hingga total suara tidak memenuhi raihan kursi.

Tidak hanya partai kecil, ketua partai besar seperti Golkar pun tidak lolos ke Senayan. Ketua DPD Golkar Sumsel, Bobby A Rizaldi dipastikan gagal kembali ke Senayan untuk periode ke-4 karena suaranya tak bisa bersaing dengan caleg separtai dengannya Dewi Yustisiana.

Golkar di Dapil Sumsel II hanya dapat 1 kursi. Anggota Komisi I DPR RI itu hanya meraih 92.011 suara. Suaranya lebih rendah dari Dewi yang mencapai 115.429 suara.

Dewi juga menyingkirkan petahana lain, Tofan Maulana yang hanya raih 83.195 suara. Raihan suara Dewi di luar dugaan DPD Golkar Sumsel.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Golkar Sumsel, Islan Hanura mengatakan, Golkar dalam Pileg DPR RI Dapil Sumsel II hanya mendapat 1 kursi. Berbeda dengan Dapil Sumsel I, Golkar mendapat 2 kursi”Iya, Golkar dapat 1 kursi (Dapil Sumsel II), di Dapil II kita bisa 2 kursi. Di Dapil I ada Kahar Muzakir dan Yudha Novanza Utama, sedangkan Dapil Sumsel II ada Dewi Yustisiana,” ujar Islan, Kamis (12/3/2024).

Capaian itu tak memenuhi target 4 kursi DPR RI yang diminta Ketum Golkar Airlangga Hartarto saat berkunjung ke Palembang.”Dalam penghitungan di tingkat KPU RI, Golkar hanya mampu meraih 3 kursi sama seperti Pileg sebelumnya. Tapi yang namanya target boleh-boleh saja tidak tercapai karena kita juga harus sadari bahwa pertarungan Pileg kali ini agak anomali,” ungkapnya.

Ia menduga, banyak kecurangan yang terjadi seperti penggelembungan suara, money politics dan sebagainya. Anomali yang terjadi itu mengorbankan Ketua DPD Golkar Sumsel Bobby A Rizaldi tidak lolos ke Senayan.

“Ya, suara beliau (Ketua DPD Golkar) kurang, itu makanya saya katakan anomali. Di luar perhitungan kita, padahal beliau turun ke lapangan, sosialisasi dan menemui masyarakat. Hanya saja, anomali seperti serangan fajar, tengah malam dan siang susah untuk dibuktikan,” ungkapnya.

Islan menyebut, cukup banyak temuan oleh timnya di lapangan. Ia menilai hal itu merusak demokrasi. Pelanggaran itu disebutnya sudah dilaporkan ke pihak terkait, hanya saja pihaknya mengaku sulit dalam pembuktian.

Berikut ini rangkuman nama-nama Ketua Parpol yang gagal bersaing di Pileg 2024 dari model D hasil DPRD Provinsi Sumsel:

1. Ketua PKB Sumsel, Ramlan Holdan

27.903 suara yang diraih PKB Sumsel belum membuat Ramlan lolos menjadi Anggota DPRD Sumsel. Raihan suara PKB di Dapil Sumsel II berada di posisi ke-8, sementara jatah di Dapil ini hanya 7 kursi.

386.313 suara yang diraih Golkar di DPR RI Dapil Sumsel II, hanya mampu hasilkan 1 kursi. Dewi Yustisiana miliki suara tertinggi yakni 115.429 suara, sementara Bobby hanya 92.011 suara.

3. Ketua Partai Buruh Sumsel, Ali Hanafiah

3.469 suara yang diraih Partai Buruh di Pileg DPRD Sumsel Dapil II tidak menghasilkan kursi.

4. Ketua DPW Partai Gelora Sumsel, Erza Saladin

16.721 suara yang diraih Partai Gelora Sumsel di Pileg DPR RI Dapil Sumsel II tak menghasilkan kursi.

5. Ketua DPD Hanura Sumsel, Akhmad Al Azhar

34.746 suara yang diraih Hanura di Pileg DPR RI Dapil Sumsel II tak menghasilkan kursi.

6. Ketua DPD Garuda Sumsel, Dolmar J Damarjaya

2.062 suara yang diraih Garuda di Pileg DPRD Sumsel Dapil Sumsel III tak menghasilkan kursi.

7. Ketua DPW PBB Sumsel, Armansyah

4.277 suara yang diraih PBB di Pileg DPRD Sumsel Dapil Sumsel VI tak menghasilkan kurai.

8. Ketua DPD PSI Sumsel, Hermanto

24.099 suara yang diraih PSI Sumsel di Pileg DPR RI Dapil Sumsel II tak menghasilkan kursi.

9. Ketua DPW Perindo Sumsel, Febuar Rahman

4.953 suara yang diraih Perindo Sumsel di Pileg DPRD Sumsel Dapil Sumsel III tak menghasilkan kursi.

10. Ketua DPW PPP Sumsel, Agus Sutikno

18.938 suara yang diraih PPP di Pileg DPR RI Dapil Sumsel I tak menghasilkan kursi.

11. Ketua DPW Partai Ummat Sumsel, Niko Pransisco.

Reporter : Suryadinata.

Editor: Herwan