Jakarta – Etos kerja dalam Islam tidak hanya dilandasi kebutuhan duniawi. Dikutip dari situs MUI, etos kerja dalam Islam bukan hanya untuk memuliakan diri namun juga manifestasi amal sholeh.
Artinya, bekerja harus berlandaskan pada prinsip-prinsip iman yang menunjukkan fitrah seorang muslim. Bekerja juga harus bisa meninggikan martabat seorang muslim di hadapan Allah SWT.
Sejalan dengan penjelasan tersebut, IPB dalam situsnya menjelaskan etos kerja dalam Islam merujuk pada kemampuan menyumbangkan jiwa dan tenaga. Hal ini dilakukan untuk kebaikan diri dan lingkungan.
Rasulullah SAW telah mencontohkan etos kerja dalam Islam untuk umatnya. Nabi SAW menjadikan kerja bukan untuk menumpuk kekayaan, namun sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan demi meraih ridho Allah SWT.
Dikisahkan dalam suatu hadits, Rasulullah SAW berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari. Saat itu Rasul melihat tangan Sa’ad melepuh, kulitnya gosong ke hitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
“Kenapa tanganmu?” tanya Rasul kepada Sa’ad.
“Wahai Rasulullah,” jawab Sa’ad, “Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku,”
Seketika itu beliau mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka,”
Selanjutnya, datang dari kisah yang dinukil dari salah satu hadits Rasulullah. Diceritakan ada seseorang yang berjalan melalui tempat Rasulullah SAW. Orang tersebut sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas. Para sahabat kemudian bertanya,
“Wahai Rasulullah, andaikata bekerja semacam orang itu dapat digolongkan jihad fi sabilillah, maka alangkah baiknya.”
Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, itu juga fi sabilillah.” (HR At Thabrani).
Berdasarkan kisah di atas, Rasulullah SAW menganggap pekerjaan merupakan bentuk perbuatan mulia dan termasuk bagian dari jihad. Apabila suatu pekerjaan dilakukan dengan benar dan tidak menyimpang dari ajaran agama Islam.
IPB selanjutnya menjelaskan kunci etos kerja Rasulullah SAW. Berikut poin yang harus jadi perhatian:
Selalu bekerja dengan cara terbaik, profesional, dan tidak asal-asalan
Melakukan pekerjaan dengan manajemen yang baik, perencanaan yang jelas, pentahapan aksi, dan adanya penetapan skala prioritas
Tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun
Sosok yang visioner, sehingga segala aktivitasnya benar-benar terarah dan terfokus
Bekerja secara tuntas, berkualitas, dan tidak menangguhkan jadwal
Bekerja secara berjamaah dengan mempersiapkan dan membentuk)tim solid yang percaya pada cita-cita bersama
Pribadi yang sangat menghargai waktu. Tidak berlalu sedetik pun waktu kecuali menjadi nilai tambah bagi diri dan umatnya.
Demikian penjelasan mengenai etos kerja dalam Islam seperti yang dicontohkan Rasulullah. Semoga bermanfaat ya.