HALOPOS.ID|PALEMBANG – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang nomor urut 3, Yudha Pratama Mahyudin dan Baharudin, menyampaikan visi besar mereka untuk membangun kesejahteraan masyarakat Kota Palembang dalam Debat Publik Pertama yang digelar di Hotel Santika Premiere Palembang, Selasa (22/10).
Tema debat yang diusung kali ini yaitu “Peningkatan Layanan dan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkesinambungan di Kota Palembang”. Yudha menawarkan gagasan segar untuk membawa Palembang menuju era baru yang lebih maju.
Dia membuka penyampaian visi misinya dengan kritik tajam terhadap kondisi Palembang dalam 10 tahun terakhir. Menurutnya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan Ombudsman menunjukkan Palembang sedang menghadapi masalah serius seperti banjir, jalan rusak, kemacetan, pungutan liar, premanisme, dan korupsi.
“Mungkin bapak ibu di rumah memerasakan jika kondisi Palembang tidak baik-baik saja,” ujar Yudha.
Ia menambahkan kedua paslon yang menjadi lawannya sebelumnya memiliki peluang untuk memperbaiki keadaan, namun kesempatan tersebut tidak dimaksimalkan.
Yudha juga menyoroti visi dan misi yang disampaikan oleh pasangan calon lainnya masih terlalu normatif dan klasik. Ia menegaskan Palembang membutuhkan pemimpin baru yang tidak terkontaminasi oleh birokrasi yang tidak efektif. “Palembang butuh pemimpin baru yang berani menawarkan perubahan nyata. Kami siap membawa Palembang ke era baru,” tegasnya.
Dalam visinya, Yudha ingin mengembalikan kejayaan Palembang sebagai salah satu kota tertua yang menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya. Mereka berencana membangun kawasan seni, budaya, dan pariwisata yang memadukan keindahan sejarah dengan modernitas. Salah satu ide besar mereka adalah mengembangkan konsep “Fun City Ampera dan Sungai Musi” dimana kawasan di sepanjang jembatan Musi 4, Ampera hingga Musi 6 akan menjadi pusat UMKM kuliner serta tempat bagi para pekerja seni untuk berkarya dan berekreasi.
“Kami ingin menjadikan Palembang kota yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga dikenal sebagai pusat seni dan budaya. Ampera dan Sungai Musi akan menjadi kawasan wisata yang dapat dibanggakan, dengan masjid-masjid tua di sepanjang sungai yang juga bisa menjadi daya tarik wisata religius,” ujar Yudha.
Yudha juga berambisi menjadikan kawasan Pulo Kemaro seperti Sentosa Island di Singapura. Sehingga, Palembang menjadi kota yang hidup dan ramai yang dapat menarik wisatawan lokal dan internasional. “Ketek akan ramai kembali, dan ini akan membuka banyak lapangan pekerjaan baru. Masyarakat akan mendapatkan manfaat langsung dari pertumbuhan industri pariwisata,” katanya.
Salah satu program unggulan yang ditawarkan pasangan Yudha-Baharudin adalah pemberian dana RT sebesar Rp 50 hingga 100 juta per tahun. Dana ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di tingkat paling bawah, yaitu RT dan RW, dalam mengusulkan program-program pembangunan. “Kami ingin masyarakat dapat berperan langsung dalam pembangunan. Mereka bisa mengusulkan program apapun, mulai dari usaha kuliner, fasilitas digital, hingga sarana olahraga dan kesenian untuk anak muda,” jelas Yudha.
Dengan dana tersebut, ia berharap masyarakat di tingkat RT dapat hidup lebih sejahtera dan terlibat aktif dalam pembangunan lingkungan mereka. Program ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi mikro dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat. “Kami akan membangun Palembang dari bawah, mulai dari RT. Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi bagaimana kita memberdayakan warga untuk terlibat dan menikmati hasilnya,” tambahnya.
Yudha mengajak masyarakat Palembang untuk memilih pemimpin baru yang siap membawa kota ini menuju era baru. Ia menegaskan perubahan harus dimulai sekarang agar Palembang dapat berkembang lebih baik di masa depan. “Palembang butuh pemimpin yang punya visi besar, yang siap membawa kita ke era baru,” tutup Yudha. (NT)