HALOPOS.ID|BANYUASIN – Bencana gelombang panas ancaman kelangkaan pangan bagi umat sejagat raya. Suhu yang tinggi berpadu dengan tingkat kelembapan yang rendah melumat harapan disawah petani, mengancam gagalnya panen padi.
Di area persawahan desa Lebung sekitaran Telok paku
Irwansyah/Iwan mengeluhkan kondisi tanah yang tengah pecah seribu sementara tanaman padi baru mulai menghijau, tanpa air. Telok paku merupakan area sawah penerima manfaat optimalisasi lahan pertanian(OPLA) Tahun 2020 silam, namun nasip berkata lain ditahun ke 3 tanggul utama Jebol akibat spesifikasi tidak sesuai dengan RAB.
Hal tersebut tergolong disinyalir dikerjakan dengan asal-asalan sehingga air keluar tak terhitung Liter /detiknya.
“Disini sanak keluarga dan tetangga saya serta anggota saya menanam padi dengan harapan 2 bulan kedepan dapat panen dan disimpan untuk dimakan hingga musim tanam berikutnya,” kata dia.
“Saya tidak tahu harus bagaimana lagi dan kepada siapa lagi harus mengibah agar mendapatkan solusi, sebagai ketua Serikat petani Indonesia ( SPI) Basis Desa Lebung dengan segala keterbatasan kami tentu saya tahu betul bagaimana perasaan mereka terhadap perihal ini. Melalui media saya menyuarakan jeritan petani, mengharapkan semua pihak tuan dan puan untuk mendengarkan dan turun kelapangan serta memberikan solusi,” imbuhnya dengan mata berkaca-kaca.
Sebelum keawak media para petani sudah mencoba diskusi kepada ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Lebung dan juga Kepala Desa (Kades) Lebung Masrodi, MN namun tak mendapatkan solusi, tak putus asa mereka akhirnya mencoba ke awak media agar jeritan ini sampai ke dinas kabupaten bahkan kementrian pertanian.