HALOPOS.ID|LUBUKLINGGU – Kasus tewasnya satu dari dua tahanan saat berusaha kabur dari Lapas Klas IIA Lubuklinggau, Sumsel berbuntut panjang. Lima petugas Lapas Kelas II A Lubuklinggau diperiksa oleh Polres Lubuklinggau
“Sementara ini kita periksa pegawai Lapasnya yang melakukan pengejaran sama yang piket malam. Ada sekitar lima orang,” ujar Kapolres Lubuklinggau, AKBP Harissandi, Selasa (28/6/2022).
Petugas Lapas yang diperiksa untuk sementara petugas piket saat kejadian. Sedangkan mengenai dugaan tindakan penganiayaan saat penangkapan di sawah terhadap salah satu napi yang kabur, Kapolres menyebut itu bukan penganiayaan.
“Sebenarnya bukan penganiayaan itu. Namanya Lapas, ini kan nyari buronannya yang kabur, akhirnya dia melawan, melakukan perlawanan. Meskipun sudah terikat, tapi meronta, melawan,” ujarnya.
Sementara itu terkait dengan satu tahanan yang kabur meninggal dunia bernama Riki Sandi, Kapolres menjelaskan bahwa ada pendarahan otak. Itu diakibatkan tahanan tersebut diduga melompat dari plafon.
“Plafonnya sangat tinggi sekali, dia kena kepalanya, makanya dia sempat kabur, ditangkap naik sepeda motor, itu yang meninggal, almarhum (Riki),” katanya.
Lebih lanjut, hasil pemeriksaan Dokter Rumah Sakit AR Bunda sementara telah menyampaikan bahwa ada pendarahan di otak. Pihaknya juga masih menunggu hasil visum.
“Hasil pemeriksaan Dokter AR Bunda, juga saudaranya almarhum Dokter juga dan menyampaikan bahwa ada pendarahan di otak. Itu karena akibat jatuh lompat dari plafon. Kalau posisi jatuhnya, awalnya dia lompat kena kepala,” katanya.
Sementara jenazah almarhum Riki Sandi pada Selasa pagi (28/6/2022) telah dimakamkan keluarganya di tempat pemakaman umum daerah Siring Agung.
Almarhum diketahui merupakan tahanan kasus pencurian yang sudah menjalani tahanan selama 1 tahun 4 bulan. Riki berusaha kabur bersama seorang tahanan lagi pada Minggu sore (26/6/2022). Riki diinformasikan sempat jatuh dari atas plafon. Kemudian meninggal dunia di Rumah Sakit AR Bunda, Senin (27/6/2022). (**)