HALOPOS.ID|PALEMBANG – Suhu udara di Kota Palembang saat ini mencapai 36,8 derajat celsius pada siang hari sedangkan malam hari mencapai 33 derajat celsius. Suhu panas ini terjadi karena gerak semu matahari yang sedang berada di belahan bumi selatan (BBS).
“Dari pantauan beberapa parameter dinamika atmosfer terkini, sampai 29 Oktober 2024 secara umum sebagian besar wilayah Sumsel akan terik khususnya pagi hingga menjelang siang hari,” kata Kepala Stasiun SMB II Palembang, Siswanto Rabu (30/10/2024).
Menurut Siswanto, suhu panas terik dan menyengat terjadi menjelang siang hari hingga pukul 15.00 WIB di Sumsel ini lebih dipicu oleh karena saat ini berdasarkan gerak semu matahari saat ini sedang berada di BBS.
Di samping itu, minimnya tutupan awan yang terbentuk di Sumsel menyebabkan sinar UV yang berasal dari matahari tidak terhalang oleh apapun dan diterima secara maksimal dipermukaan bumi.
“Kondisi ini masih akan berlangsung hingga 29 Oktober 2024,” katanya.
Meski saat ini Sumsel sedang dilanda cuaca terik, namun beberapa wilayah Sumsel bagian barat dan sebagian kecil OKI maupun Banyuasin masih dimungkinkan potensi pertumbuhan awan hujan.
“Akhir Oktober 2024 hingga memasuki awal November 2024 sudah mulai akan ada pertumbuhan awan hujan yang merata di Sumsel,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel Wandayantolis mengatakan, berdasarkan pemantauan terkini, hampir keseluruhan wilayah di Sumsel telah memasuki musim hujan sejak pertengahan Oktober.
Hujan yang terjadi masih belum merata dan belum bisa membasahi wilayah yang kering karena kemarau sebelummya.
Pada saat ini, monsun baratan yang merupakan pemicu musim hujan dalam kondisi melemah terkait adanya siklon tropis di bagian utara Indonesia.
Dampaknya massa udara yang seharusnya mendorong pembentukan hujan di wilayah Sumsel ditarik menuju pusat Siklon Tropis. Hal ini memicu terjadinya jeda hujan atau dry spell di Sumsel berupa terhentinya hari hujan.
“Ketiadaan awan-awan hujan selama jeda hujan ini kemudian menyebabkan radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi menjadi lebih tinggi. Di samping itu, minimnya uap air di udara terkait jeda hujan tersebut menyebabkan juga berkurangnya faktor yang dapat menyerap panas dari radiasi datang matahari,” jelasnya.
Inilah kemudian yang menyebabkan peningkatan suhu udara selama beberapa hari terakhir di Palembang dan sekitarnya. Suhu udara yang tertinggi tercatat 36,8 derajat celcius berada dalam kategori ekstrem karena berada di atas persentil 95% dari data yang pernah ada.
Sejatinya akhir Oktober memang adalah puncak suhu maksimum di Sumsel, namun adanya gangguan kondisi atmosfer menyebabkan terjadinya suhu ekstrem tersebut. (MRS)