HALOPOS.ID|JAKARTA – Varian baru virus corona Omicron dilaporkan 4,2 kali lebih mudah menular pada tahap awal dibandingkan varian Delta. Hal ini tercatat dalam studi oleh ilmuwan Jepang yang menjadi penasihat Kementerian Kesehatan negara itu.
Dr Hiroshi Nishiura, profesor ilmu kesehatan dan lingkungan di Universitas Kyoto yang berspesialisasi dalam pemodelan matematika penyakit menular, menganalisis data genom yang tersedia hingga 26 November di provinsi Gauteng, Afrika Selatan.
“Varian Omicron menularkan lebih banyak, dan lolos dari kekebalan yang dibangun secara alami dan melalui vaksin lebih banyak,” katanya dalam temuannya, yang dipresentasikan dalam pertemuan panel penasihat Kementerian Kesehatan, Rabu (8/12/2021).
Dikutip dari Straits Times, hasil studi Dr Nishiura belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Analisis baru dilakukan dengan menggunakan metode yang sama, yang digunakan dalam studi yang diterbitkan oleh jurnal medis Eurosurveillance tentang prediksi dominasi Delta menjelang Olimpiade Tokyo Juli lalu.
“Tingkat vaksinasi kurang dari 30 persen dan banyak orang mungkin terinfeksi secara alami,” kata Dr Nishiura. “Kita perlu memperhatikan tren masa depan untuk melihat apakah hal yang sama akan terjadi di negara-negara di mana vaksin mRNA digunakan pada tingkat yang tinggi.”
Ratusan peneliti di seluruh dunia berlomba untuk memahami varian baru, yang merupakan strain paling berbeda di antara lima varian yang ada sejauh ini. Kasus di Afrika Selatan meningkat pesat hingga hampir 20.000 kasus per hari sejak negara itu pertama kali melaporkan penemuan Omicron dua minggu lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga secara resmi memasukkan Omicron menjadi variant of concern atau VOC (varian yang mengkhawatirkan). Omicron dilaporkan memiliki lebih banyak strain atau mutasi dibandingkan varian Alpha, Beta dan Delta dan dianggap sangat menular. Tercatat, ada 32 mutasi protein lonjakan yang dibawa varian itu. (**)