Stasiun Lempuyangan Catat Pertumbuhan 7 Persen, Jadi Simpul Strategis Transportasi dan Wisata Yogyakarta

Stasiun keretapi Lempuyang, Yogyakarta (Foto : Simon)
Stasiun keretapi Lempuyang, Yogyakarta (Foto : Simon)

HALOPOS.ID|YOGYAKARTA – Stasiun Lempuyangan menjadi stasiun strategis yang terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Berada di pusat aktivitas warga Yogyakarta, stasiun ini menjelma menjadi simpul transportasi yang tidak hanya penting secara historis, tetapi juga fungsional dalam mendukung mobilitas masyarakat modern.

Pada periode Januari hingga Mei 2025, Stasiun Lempuyangan mencatatkan pertumbuhan signifikan pada volume penumpang baik kereta api jarak jauh maupun lokal, dalam hal ini KRL Commuterline Yogyakarta – Palur.

Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih mengatakan, bahwa volume penumpang Stasiun Lempuyangan pada periode Januari-Mei 2025 mencapai 1.728.555 penumpang total untuk penumpang KA jarak jauh dan KRL commuterline, tumbuh 7% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencatat volume sebanyak 1.615.025 penumpang.

“Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan KAI yang terus meningkat, terutama di Stasiun Lempuyangan yang kini semakin lengkap fasilitasnya dan mudah dijangkau,” kata Feni, Kamis (19/6/2025).

Feni merinci, untuk KA jarak jauh pada periode Januari – Mei tahun 2025 tercatat volume naik dan turun sebanyak 1.194.516 penumpang dan untuk KRL sebanyak 534.039 penumpang.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang, KAI Daop 6 Yogyakarta terus melakukan berbagai peningkatan layanan di Stasiun Lempuyangan. Pembenahan fasilitas ruang tunggu, penambahan fasilitas face recognition boarding gate, drinking water station, penyediaan ruang laktasi, penambahan informasi perjalanan digital, peningkatan keamanan melalui CCTV, serta penataan area parkir, akses pejalan kaki, dan lainnya dilakukan untuk mendukung kenyamanan dan kelancaran mobilitas pelanggan.

Berbagai upaya tersebut menjadi bagian dari transformasi layanan yang berorientasi pada pelanggan, sekaligus mendukung semangat integrasi antarmoda dalam sistem transportasi perkotaan Yogyakarta.

“Peningkatan volume penumpang di Stasiun Lempuyangan merupakan sinyal positif terhadap keberhasilan perbaikan layanan serta membaiknya kesadaran masyarakat akan pentingnya transportasi massal yang aman dan berkelanjutan,” ungkapnya.

KAI Daop 6 akan terus meningkatkan kapasitas pelayanan, memperkuat integrasi moda, serta menjaga ketepatan waktu dan kenyamanan perjalanan. Dengan peran dan posisi strategisnya saat ini, Stasiun Lempuyangan diproyeksikan akan terus menjadi salah satu simpul transportasi paling penting di Daop 6 dan sekaligus etalase utama sistem transportasi publik di Kota Yogyakarta.

Stasiun Lempuyangan memiliki peran penting dalam mendukung pergerakan masyarakat ekonomi menengah dan bawah, dengan ciri layanan kereta api yang didominasi oleh KA kelas ekonomi dan KRL yang terjangkau.

Tak hanya itu, Stasiun Lempuyangan bahkan tercatat sebagai stasiun KA Jarak Jauh favorit nomor dua di wilayah Daop 6 Yogyakarta pada periode Januari hingga Mei 2025, melampaui Stasiun Solo Balapan di wilayah Surakarta yang mencatat volume penumpang sebanyak 1.192.665 orang.

“Hal ini membuktikan bahwa Stasiun Lempuyangan memang merupakan stasiun yang krusial keberadaannya, baik untuk mobilitas warga lokal maupun sebagai titik distribusi utama bagi arus wisata dan komuter antarkota,” terang Feni.

Feni berharap seluruh upaya KAI Daop 6 Yogyakarta untuk mengembangkan Stasiun Lempuyangan dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan transportasi publik yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Ia menambahkan bahwa dengan dukungan masyarakat dan kolaborasi antarlembaga, Stasiun Lempuyangan akan terus menjadi kebanggaan Yogyakarta sebagai simpul mobilitas modern yang tetap berpijak pada nilai-nilai historis dan kearifan lokal. (SN)

Penulis: SimonEditor: Herwanto