SUMSEL  

Sepanjang 2024, Sumsel Alami Inflasi 1,20 Persen

Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi (tengah).Foto: Mursalan
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi (tengah).Foto: Mursalan

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami inflasi sebesar 1,20 persen sepanjang tahun 2024.

“Sumatera Selatan mengalami inflasi secara tahunan (yoy) pada 2024 sebesar 1,20 persen, yang disumbang oleh lima komoditas utama dengan total andil sebesar 1,13 persen yakni emas, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah dan bawang putih. Ini merupakan capaian yang luar biasa untuk Sumsel,” ujar Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto, Kamis (2/12025).

Ia menjelaskan melihat tren perkembangan inflasi setiap bulan di tahun 2024, ada tujuh bulan yang mengalami inflasi dan inflasi tertinggi terjadi di bulan November yakni sebesar 0,58 persen dan terendah di bulan Februari sebesar 0,01 persen.

“Catatan peristiwa sepanjang tahun 2024 yang sangat mempengaruhi pergerakan tingkat inflasi dan deflasi yakni adanya penyesuaian harga BBM non subsidi, kenaikan harga emas, pengaruh cuaca ekstrem, kenaikan harga minyak goreng, kenaikan tarif angkutan udara, dan upaya konsisten pengendalian inflasi pemerintah daerah,” jelasnya.

Ia mengungkapkan dilihat trennya cukup tinggi secara tahunan (yoy) di awal tahun 2024 yaitu 3,35 persen. Hal ini terus menurun hingga di bulan Desember inflasi tahunan sebanyak 1,2 persen.

“Bahkan inflasi ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 3,1 persen,” ungkapnya.

Kemudian capaian inflasi di empat kabupaten/kota di Sumsel yang tertinggi secara bulan Desember (mtm) yakni Ogan Komering Ilir (OKI) sebesar 0,7 persen, sementara yang terendah di Kota Palembang sebesar 0,42 persen.

Kemudian untuk inflasi tahunan yang tertinggi di Kabupaten OKI sebesar 1,48 persen dan terendah di Kabupaten Muara Enim sebesar 0,74 persen.

“Kami sampaikan komoditas penyumbang inflasi atau deflasi terbesar sepanajang bulan Desember 2024 ini untuk menjadi perhatian adalah komoditas cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah, dan minyak goreng menjadi komoditas penyumbang inflasi di hampir setiap kabupaten/kota. Kemudian yang menyumbangkan deflasi di setiap kabupaten/kota adalah komoditas tomat,” tegasnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi menyampaikan untuk pengendalian inflasi di awal tahun 2025 akan semakin digencarkan guna mengantisipasi dampak penerapan kenaikan UMP dan UMSP.

“Kita akan mengembangkan beberapa komoditas kita yang belum cukup kuat yaitu hortikultura terutama yang tadi biasa yang kita selalu pakai adalah tomat, bawang merah. Untuk itu gerakan menanam serentak yang biasa sudah kita lakukan, kemudian mandiri pangan, goes to school, dan mandiri pangan goes to office akan kita kembangkan lagi terutama kita harus hitung untuk nanti di bulan ramadhan dan lebaran,” kata Elen.

Ia menyebut rencana menggencarkan kembali program pengendalian inflasi akan dimulai minggu depan.

“Pemerintah juga akan melanjutkan kerjasama antar daerah (KAD) untuk penyediaan bawang merah dari daerah Berebes dan cabai dari daerah Sulawesi Selatan,” ucap dia. (MR)