HALOPOS.ID|PALEMBANG – Perseteruan pegawai pempek Hermanto (50) yang dituduh mencuri handphone milik seorang dokter puskesmas di Palembang bernama Iftitah kini berakhir damai setelah dimediasi oleh Komisi IV DPRD Palembang.
“Hasil kesepakan bersama bahwa kedua belah pihak sepakat damai,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Palembang, Mgs. H. Syaiful Padli setelah memediasi kedua belah pihak di ruang komisi IV DPRD Kota Palembang, Jumat (27/12/2024).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga dibacakan surat pernyataan kesepakatan damai antara dr Iftitah dan Hermanto. Salah satu isinya yakni kedua pihak sepakat tidak saling melaporkan baik secara pidana maupun perdata.
“Kami mengucapkan terima kasih kedua belah pihak mau hadir dan alhamdulillah hasil kesepakatan ini sepakat damai. Dokter Iftitah pihak pertama dan Hermanto sebagai pihak kedua, secara bersama-sama dan tanpa di bawah ancaman atau paksaan dari pihak manapun, kedud pihak sepakat berdamai dan sepakat tidak melaporkan baik secara pidana maupun gugatan perdata. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan para pihak telah saling memaafkan. Palembang, 27 Desember 2024,” ujar Syaiful saat membacakan surat kesepakatan damai.
Dokter Iftitah yang viral disebut menuduh pria penemu handphone (hp) miliknya mengungkap kronologi kejadian berujung ramai di sosmed tersebut.
Melalui kuasa hukumnya, A.Rilo Budiman SH MH, dokter Iftitah yang bertugas di Puskemas 23 Ilir Palembang itu membantah telah menuduh Hermanto (50) telah mencuri hp miliknya. Untuk itulah, dokter Iftitah juga menegaskan enggan meminta maaf ke Hermanto.
Menurut Rilo justru pihak Hermanto yang harus meminta maaf karena sudah memfitnah kliennya, dalam artian menuduh Iftitah telah menyebut Hermanto mencuri.
“Kita dituduh bahwa ngomongin dia maling padahal tidak ditambah dia menyerang dari sisi seorang dokter itu sudah Lebar terlalu jauh. Kita minta dia klarifikasi,” ujar Rilo.
Rilo juga membantah bila kliennya tersebut juga melontarkan kata-kata tuduhan maling.
“Tidak ada, jika lihat video viral itu tidak ada klien kami yang menuduh dia (Hermanto) sebagai maling tapi menanyakan kemana HP miliknya berada. Kata ‘mencuri’ itu dia sendiri yang bilang tapi dia sendiri yang memviralkan ,” katanya.
Saat handphone kliennya hilang, kata Rilo, sempat menelepon ke nomor yang hilang tersebut sebanyak dua kali dan menelpon kembali juga tidak aktif, sebelum akhirnya bisa menghubungi nomor pada handphone tersebut.
“Dari cerita klien kami, 2 kali handphone itu ditelpon direject terus ditelpon 15 kali tidak masuk. Terakhir keluar peringatan di handphone itu agar segera mengembalikan handphone atau menghubungi nomor ini,” tuturnya.
Saat bertemu dan terjadi keributan, bahkan Hermanto sempat ingin melemparkan traffic cone ke arah kliennya.
“Ini karena miss komunikasi saja, karena klien kami emosi dan dia (Hermanto) menanggapi dengan salah. Bahkan dia nyaris melempari klien kami pakai traffic cone itu kan tidak etis,” katanya.
Kendati demikian, ia tetap menyarankan kliennya agar menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan dan win-win solution.
“Kami masih membuka peluang penyelesaian masalah ini secara win-win solution, kami masih menyarankan klien ke arah sana,” tandasnya.
Sementara itu, menurut pengakuan Hermanto, tuduhan itu bermula saat ia tanpa sengaja menemukan hp yang tergeletak di Jalan Datuk M Akib depan Puskesmas 23 Ilir Palembang pada Selasa (24/12) sekitar pukul 11.00 WIB.
Awalnya, Hermanto pergi membeli durian pesanan sang adik yang hendak diantar ke Rumah Makan Pindang Musi Rawas Jalan Angkatan 45.
“Saya mau beli durian ke pasar titipan adik terus diminta diantar ke Pindang Musi Rawas,” katanya.
Karena saat ia menemukan handphone itu tidak ada orang, Herman membawa handphone tersebut sembari menunggu pemilik handphone menghubungi dan mengambil handphone tersebut.
Setiba di tujuan Herman meminta karyawan rumah makan untuk mengangkat telepon dari pemilik handphone.
“Saya bilang kalau yang punya handphone menelpon angkat dan bilang saya menemukan HP-nya, suruh ambil ke sini, namun belum selesai kami bicara dia datang dengan cara mencaci maki, menghina dan menuduh saya maling,” tuturnya.
Karena merasa malu dan terusik dengan pemilik handphone yang terus mencacinya, Herman mengusir oknum dokter tersebut.
“Karena posisi rumah makan waktu itu lagi ramai orang makan, saya usir dia. Dia datang berempat, ” katanya. (NT)