JAKARTA – Corona di Indonesia terus menurun. Kasus baru per Sabtu (17/9/2021) bertambah 3.835 orang dari total 388.292 spesimen yang diperiksa. Di tengah perbaikan laju penularan Corona yang angka positivity ratenya sudah di 1,31 persen, ahli menilai risiko gelombang ketiga Corona tetap perlu diwaspadai.
Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman sebelumnya sempat mengestimasi gelombang ketiga COVID-19 Indonesia bisa terjadi di bulan Oktober. Namun, karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dinilai efektif dan terus dilanjutkan, potensi gelombang ketiga disebutnya semakin bisa ditekan.
“Karena sebelumnya saya selalu sampaikan potensi gelombang ketiga ada September, ini potensi gelombang ketiga mundur, tadinya Oktober, mundur lagi Desember,” sebut Dicky dalam diskusi daring, Jumat (17/9/2021).
“Karena apa, karena pemerintah memperpanjang PPKM jadi ini kan estimasi prediksi (juga mengacu) ketika ada intervensi yang kuat, PPKM level ini efektif, makanya jangan sampai kita abai dalam indikator-indikator pelonggaran termasuk vaksinasi jadi masukkan di situ kombinasi 3T, 3M,” bebernya.
Dicky meminta tren perbaikan kasus tak dimaknai dengan sikap abai protokol kesehatan. Pemerintah juga diminta menggencarkan testing dan tracing sebagai kunci penting pengendalian wabah.
“Kombinasi 3T, 3M, termasuk kombinasi vaksinasi ini membuat si potensi gelombang ketiga tuh makin mundur, jadi makin agak landai, jadi menekan,” tuturnya.
“Nah ini artinya perjuangan kita belum selesai,” pungkas dia dengan menekankan cakupan vaksinasi terus ditingkatkan.