HALOPOS.ID|PALEMBANG – Suasana Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang Palembang pada Sabtu (16/8/2025) malam. Apel kehormatan dan renungan suci digelar untuk memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia.
Gubernur Sumsel H. Herman Deru bersama Wakil Gubernur H. Cik Ujang hadir dalam upacara tersebut, didampingi Forkopimda Sumsel. Apel dipimpin Pangdam II/Sriwijaya Mayjend TNI Ujang Darwis sebagai inspektur upacara.
Lampu dipadamkan, obor dinyalakan, dan naskah apel kehormatan dibacakan. Suasana hening seakan membawa seluruh peserta kembali pada masa perjuangan, mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur.
Sebanyak 1.468 anggota TNI, 77 anggota Polri, 32 pegawai sipil, 150 pejuang rakyat, serta 43 pahlawan tak dikenal tercatat dimakamkan di TMP tersebut. Mereka adalah saksi sejarah sekaligus simbol pengorbanan demi tegaknya NKRI.
Pangdam II/Sriwijaya dalam amanatnya menegaskan bahwa pengorbanan para pahlawan adalah jalan kebaktian yang harus dilanjutkan oleh generasi penerus.
“Kami bersumpah, perjuangan saudara adalah perjuangan kami juga,” katanya dengan tegas.
Herman Deru menekankan bahwa kemerdekaan bangsa ini tidak datang begitu saja.
“Kemerdekaan bukan hadiah, melainkan hasil pengorbanan jiwa dan raga para pejuang. Kita wajib menjaga dan mengisinya dengan pembangunan,” ujarnya.
Menurutnya, renungan suci tidak boleh dipandang sebagai kegiatan rutin belaka, melainkan momen yang mengingatkan masyarakat pada nilai luhur perjuangan.
Cik Ujang menambahkan bahwa upacara ini menjadi refleksi untuk menguatkan persatuan bangsa.
“Kemerdekaan bisa bertahan 80 tahun karena kita bersatu. Persatuan itulah yang harus terus dijaga,” katanya.
Forkopimda Sumsel juga menegaskan komitmen menjaga amanah perjuangan para pahlawan melalui kerja nyata di bidang masing-masing. Mereka sepakat bahwa semangat pahlawan harus hadir dalam setiap langkah pembangunan daerah.
Peserta apel tampak terharu mengikuti prosesi. Cahaya obor yang menyala di tengah kegelapan malam menjadi simbol pengabdian dan pengorbanan yang tidak akan pernah padam.
Upacara ditutup dengan doa bersama, memohon agar arwah para pahlawan mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Doa juga dipanjatkan agar Indonesia terus maju sebagai bangsa yang kuat dan sejahtera.
Renungan suci ini menjadi pengingat bahwa setiap tetes darah para pahlawan adalah pondasi berdirinya bangsa. Generasi kini dan mendatang wajib menjaga kemerdekaan dengan dedikasi dan kerja nyata untuk Indonesia.