SUMSEL  

Provinsi Sumsel Bakal Miliki Bendungan Raksasa

Bendungan Tiga Dihaji Terbesar di Indonesia Kalahkan Proyek Rusia dan Cina

Bendungan raksasa dibangun di provinsi sumsel-
Bendungan raksasa dibangun di provinsi sumsel-

HALOPOS.ID|OKU SELATAN – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bakal memiliki bendungan raksasa terbesar di Indonesia, bahkan mengalahkan proyek Cina dan Rusia.

Ya, bendungan raksasa milik Provinsi Sumsel itu bernama Bendungan Tiga Dihaji, yang dibangun di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS).
Dilansir dari berbagai sumber, bendungan raksasa Provinsi Sumsel ditargetkan rampung pada akhir tahun 2024.
Hingga kini, progres pembangunan bendungan raksasa Provinsi Sumsel sudah mencapai 50,13 persen.
Bendungan raksasa Provinsi Sumsel ini konon akan menjadi wajah baru atau ikon teranyar bagi provinsi dengan julukan Bumi Sriwijaya.
Tak hanya itu, pembangunan bendungan raksasa ini juga dikabarkan menjadi bendungan pertama di Provinsi Sumsel dan mampu mengalahkan proyek Cina dan Rusia.
Dengan progres 50,13 persen bendungan raksasa Provinsi Sumsel ini, diharapkan dapat menjadi suplai air utama di wilayah Komering.
Pasalnya, sebelum dibangun bendungan raksasa Tiga Dihaji, warga hanya mengandalkan air dari Sungai Komering.
Lebih dari itu, bendungan raksasaTiga Dihaji akan mensuplai air yang akan terjaga sepanjang tahun sehingga, menunjang produktivitas pertanian di Ogan Komering Ulu Selatan.
Bendungan raksasa Tiga Dihaji juga diharapkan bermanfaat untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, pemenuhan kebutuhan air baku 1 m3/detik, pembangkit listrik 4×10 MW.
Hebatnya lagi, bendungan raksasa Tiga Dihaji ini juga dapat dijadikan sarana pariwisata serta olahraga untuk masyarakat luas, khususnya Kabupaten OKUS.
Sementara itu, bendungan sendiri memiliki beberapa fungsi utama diantaranya sebagai penyediaan air baku dengan cara mengendalikan aliran air.
Tak hanya itu, bendungan juga dapat membantu dalam memastikan pasokan air yang stabil dan teratur.
Penyediaan air irigasi yang dapat membantu meningkatkan produktivitas tanaman dan menjaga keberlanjutan pertanian.
Kemudian, pembangkit listrik tenaga air karena struktur bendungan dirancang untuk menyimpan air dan mengatur aliran air guna menghasilkan energi listrik melalui tenaga air.
Lalu, pengendalian banjir karena dapat menahan volume air yang tinggi dan mengontrol aliran air ke daerah hilir, mengurangi dampak banjir yang merusak.
Diketahui, pembangunan Bendungan Tiga Dihaji menelan biaya konstruksi lebih dari Rp 3,7 triliun.
Dana tersebut berasal APBN dan termasuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Sumatera Selatan.
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Kabupaten OKU Selatan Provinsi Sumsel terdiri atas empat paket.
Empat paket itu, yakni paket pertama senilai Rp 1,07 triliun dengan kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmanta Putra.
Paket kedua senilai Rp 1,34 triliun dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, dan PT SAC Nusantara.
Paket ketiga dengan nilai kontrak Rp 629,94 miliar dibangun oleh PT Nindya Karya (Persero) dan PT Taruna Putra Pertiwi.
Paket keempat dengan nilai Rp 690,71 miliar oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Rudy Jaya.
Supervisi pembangunan Bendungan Tiga Dihaji akan dilakukan oleh PT Virama Karya (Persero) Cabang Sumatera Barat dengan skema kerja sama operasi (KSO) bersama PT Tata Guna Patria.
Kemudian, PT Tritunggal Pratyaksa, PT Bina Karya (Persero), dan PT Kwarsa Hexagon dengan nilai kontrak Rp 82,87 miliar. (**)