HALOPOS.ID|JAKARTA – Para ahli mencoba menghitung sisa usia Matahari. Selain itu juga ada yang memprediksi nasib Bumi saat pusat tata surya itu mati nantinya.
Untuk sisa usia Matahari, beberapa ilmuwan percaya fase siklus hidupnya berakhir paling cepat 5 miliar tahun dari sekarang. Saat itu bintang besar tersebut akan memakan sebagian inti hidrogennya.
Saat itu terjadi, Matahari menjadi raksasa merah yang berhenti menciptakan panas lewat fusi nuklir. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan saat hal tersebut terjadi inti Matahari akan menjadi tidak stabil dan menjadi berkontraksi, dikutip dari BGR, Senin (14/3/2022).
Saat inti Matahari menjadi tidak stabil, maka lapisan luarnya akan mengembang. Dalam prosesnya akan menelan Merkurius dan Venus.
Selain itu, angin Matahari akan menghantam Bumi menghilangkan medan magnet yang menghasilkan atmosfer. Fase tersebut akan menakutkan, khususnya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Ada sejumlah ancaman lain dari Matahari sebelum hal tadi terjadi. Misalnya lautan akan diuapkan oleh energi dari Matahari dalam waktu satu miliar tahun dari sekarang. Saat terjadi, kecerahan bintang tersebut juga meningkat sekitar 10%.
Bumi juga memiliki ancaman lain dari perubahan iklim. Menurut para ilmuwan, Bumi di masa depan suram.
Akibat hal ini kemungkinan menyebabkan banyak orang yang tertarik melakukan perjalanan antariksa dan membawa manusia pergi ke planet lain.
Pindahnya manusia dari Bumi memungkinkan mereka untuk bertahan hidup. Termasuk juga akan memberi rumah baru bagi mereka saat Matahari nantinya mati. (**)
Editor : Herwan.