HALOPOS.ID|PALEMBANG – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumatera Selatan (Sumsel) berharap agar kasus dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) dapat diselesaikan dengan bijak, termasuk kondisi psikologis korban jika itu memang benar-benar terjadi.
Kepala Dinas PPPA Sumel, Henny Yuliati, mengatakan pihaknya siap mendampingi korban jika benar-benar terjadi pelecehan guna mendapatkan perlindungan terutama terkait psikologis.
“Korban disarankan melapor ke polisi agar ada perlindungan hukum yang kuat, dan kami siap mendampingi terkait psikologis korban,” katanya, Jumat (19/11).
Henny bilang, jika kejadian itu benar-benar terjadi atau bukan pengakuan hoaks, tentu menjadi masalah serius di lingkungan kampus. Harus ada upaya dan tindakan tegas agar kejadian itu tidak terulang lagi.
“Dampak psikologis mahasiswi tentu menjadi perhatian. Harus ada perhatian serius, sehingga tidak berdampak pada mahasiswi lain,” katanya.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Sriwijaya (Unsri) kembali menerima laporan dari mahasiswi terkait dugaan pelecehan oleh oknum dosen. Kali ini laporan yang diterima ada dua korban.
Presiden Mahasiswa (Presma) Unsri, Dwiki Sandy membenarkan laporan terbaru dari mahasiswi itu, dan BEM-KM Unsri melalui Menteri Pemberdayaan Perempuan sudah bertemu dengan dua orang mahasiswi tersebut dan telah menjelaskan kronologi kejadian.
Terduga pelaku yakni oknum dosen yang dilaporkan kedua korban ini sama, namun berbeda dari laporan yang sebelumnya. Dwiki bilang, sebelumnya sempat juga ada laporan dari salah satu mahasiswi atas dugaan pelecehan, akhir September yang lalu.
Dwiki enggan membeberkan identitas korban maupun terduga pelaku, termasuk kronologi kejadian yang menimpa korban. Saat ini permasalahan sedang dicoba untuk diselesaikan di level kampus. (RZ)