PALEMBANG – Tingginya potensi batubara di Sumatera Selatan, membuat Pemerintah Provinsi melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memaksimalkan batubara sebagai energi tenaga uap dari pembakaran batubara untuk pembangkit listrik.
Plt Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel, Herliansyah mengatakan, saat ini tengah digencarkan penggunaan batubara sebagai sumber energi. Karena potensi di Sumsel memiliki cadangan sekitar 20 miliar ton yang harus dimanfaatkan secara maksimal.
“Ini harus dioptimalkan agar batubara ini bisa diserap dengan baik di dalam daerah karena kita ini daerah penghasil batubara, ” Katanya, Sabtu (12/6/2021)
Lanjutnya, adanya rencana pembangunan PLTU akan berdampak terhadap peningkatan penggunaan batubara sebagai energi listrik. Adapun kelebihan daya listrik yang dihasilkan, nantinya disuplai ke provinsi lain melalui saluran interkoneksi.
“Jadi diprediksi, konsumsi batubara di wilayah Sumsel bakal meningkat karena ada beberapa PLTU yang akan dibangun,” pungkasnya.
Saat ini, Total pembangkit listrik di Sumsel diklaim menghasilkan daya hingga 2.168 Megawatt (MW). Ini bersumber dari sejumlah pembangkit listrik yang berasal dari berbagai energi seperti tenaga uap dari pembakaran batubara, tenaga surya, gas dan panas bumi.
Di sisi lain, kebutuhan listrik atau beban puncak di Sumsel hanya mencapai 36,39 persen dari total daya yang dihasilkan pembangkit. Atau hanya mencapai 789 MW. Artinya Sumsel mengalami surplus daya sebesar 1.379 MW.
Pembangkit listrik di Sumsel saat ini didominasi tenaga uap. Dimana ada 6 PLTU yang beroperasi. Diantaranya PLTU Bukit Asam sebesar 260 MW dan PLTU Simpang Belimbing sebesar 227 MW di Kabupaten Muara Enim. Lalu, PLTU Baturaja di Kabupaten OKU sebesar 20 MW.
Kemudian PLTU Banjarsari sebesar 220 MW dan PLTU Keban Agung sebesar 270 MW di Kabupaten Lahat. Terakhir, PLTU Sumsel 5 sebesar 300 MW di Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin. Total PLTU menyumbang sebesar 1.297 MW atau sekitar 59,82 persen dari total daya yang dihasilkan.