Ponpes dan Rumah Tahfidz Banyak Hasilkan SDM Intelek dan Berakhlak

Herman Deru ketika menghadiri tasyakuran muwaada'ah (perpisahan) dan wisuda purna siswa akhir Ponpes Sabilul Hasanah Tahun Pelajaran 2021-2022, Selasa (31/5).
Herman Deru ketika menghadiri tasyakuran muwaada'ah (perpisahan) dan wisuda purna siswa akhir Ponpes Sabilul Hasanah Tahun Pelajaran 2021-2022, Selasa (31/5).

HALOPOS.ID|BANYUASIN – Gubernur Sumsel H Herman Deru menaruh harapan besar kepada pondok pesantren (ponpes) dan rumah tahfidz di Sumsel dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kekayaan intelektual dan berakhlak mulia.

Hal itu disampaikan Herman Deru ketika menghadiri tasyakuran muwaada’ah (perpisahan) dan wisuda purna siswa akhir Ponpes Sabilul Hasanah Tahun Pelajaran 2021-2022, Selasa (31/5).

“Sumbangsih ponpes sangat nyata dalam mencerdaskan bangsa. Termasuk juga sumbangsih Ponpes Sabilul Hasanah ini. Selain intelektual SDM, pendidikan melalui ponpes dan rumah tahfidz juga sebagai langkah untuk memberantas buta aksara Al-Qur’an,” kata Herman Deru.

Menurut Herman Deru, pusat atau lembaga pendidikan sudah tidak terhitung lagi jumlahnya di Sumsel, namun untuk lembaga pendidikan yang berbasis agama belum banyak jumlahnya.

“Inilah yang menjadi peran ponpes dan rumah tahfidz. Lembaga pendidikan mungkin sudah sangat banyak, tapi yang berbasis agama seperti ponpes dan rumah tahfidz ini dirasa masih sedikit. Karena kita menginginkan generasi yang dihasilkan nantinya bukan hanya memiliki bekal ilmu pendidikan formal yang baik, tapi juga memiliki ilmu agama yang baik ,”  imbuhnya.

Lebih jauh dijelaskannya, rumah tahfidz di Sumsel sendiri saat ini sudah mendekati angka 4 ribu yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota.

“Sumsel ini memiliki kurang lebih 3500 desa dan kelurahan. Namun rumah tahfidznya sudah mendekati angka empat ribu. Ini merupakan sarana kita untuk menghasilkan hafidz dan hafidzo,” tuturnya.

Dimana, lanjutnya, dampak dari ilmu agama yang baik yakni terjaganya kerukunan antar masyarakat di Sumsel.

“Kita (Sumsel) dikenal dengan daerah zero konflik. Ini karena kita menyebarkan syiar agama dengan benar sehingga terwujud pergaulan yang rukun antar masyarakat. Termasuk pesantren ini yang telah berkontribusi mencetak generasi yang berakhlak,” bebernya.

Disisi lain, Herman Deru juga mengingatkan kepada siswa yang telah diwisuda untuk segera menentukan sikap untuk melanjutkan arah pendidikannya.

“Ini modal menentukan sikap untuk melanjutkan kemana. Sudah harus ditentukan mulai saat ini. Jika pun ingin bekerja, tentu tidak harus menjadi pegawai negeri. Yang terpenting ilmu yang kita dapat dari pendidikan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat… Berbuat saja, kesuksesan akan hinggap pada orang yang tepat,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyuasin H Askolani Jasi mengatakan, Kabupaten Banyuasin merupakan daerah kedua di Sumsel dengan jumlah penduduk terbesar.

Meski demikian, Askolani menuturkan, kondusifitas di Sumsel tetap terjaga dengan baik.

“Selain peran ponpes dan rumah tahfidz, ini juga karena peran pak Gubernur yang terus serius mengajak dan mengingatkan masyarakat untuk menjaga kerukunan ini,” katanya.

Dia juga mengapresiasi Gubernur Herman Deru yang terus peduli terhadap perkembangan ponpes di Sumsel.

“Kita sangat berterima kasih karena ditengah kesibukannya, pak Gubernur masih menyempatkan waktu hadir langsung kesini. Ini merupakan bentuk dukungan pak Gubernur,” pungkasnya. (ZR)

Editor : Herwan