HALOPOS.ID|PALEMBANG – Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Selatan (BI Sumsel) mewaspadai potensi kenaikan harga komoditas atau inflasi selama pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Kepala BI Sumsel, Ricky P. Ghozali, mengatakan bahwa pergerakan ekonomi selama Pilkada bisa memicu inflasi, namun diprediksi dalam skala kecil.
“Kami memperkirakan akan ada inflasi, meski tidak besar. Kami akan terus memantau pergerakan ekonomi karena Pilkada akan berpengaruh pada inflasi,” ujar Ricky, Jumat (4/10/2024).
Ricky menjelaskan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh berbagai kegiatan Pilkada seperti kampanye akbar, distribusi barang, dan distribusi kotak suara. Selain itu, cuaca kering yang memengaruhi distribusi barang di Sumsel juga dapat menjadi pemicu inflasi.
“Prediksi cuaca yang sulit dengan curah hujan rendah akan berdampak negatif pada distribusi, ini yang bisa memicu inflasi,” tambah Ricky.
Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berupaya mengendalikan inflasi dengan menjaga stabilitas harga dan mencegah kenaikan biaya distribusi serta transportasi. Fokus pengawasan terutama pada komoditas pangan yang vital bagi masyarakat.
Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menambahkan bahwa meskipun secara nasional data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,12 persen, kewaspadaan terhadap inflasi tetap diperlukan selama Pilkada berlangsung.
“Dalam momen Pilkada, inflasi mungkin terjadi karena banyaknya kegiatan seperti kampanye yang memengaruhi ekonomi masyarakat. Ketika kegiatan ekonomi tumbuh, biasanya ada dampaknya terhadap inflasi,” jelas Elen. (UC)