HALOPOS.ID|SIDOARJO — Di tengah meningkatnya tuntutan masyarakat akan air bersih yang berkualitas, Perumda Delta Tirta Sidoarjo tak tinggal diam. Di bawah kepemimpinan Ir. Dwi Hary Soeryadi perusahaan ini melangkah cepat.
Tak hanya membukukan lonjakan laba selama empat tahun berturut-turut, Delta Tirta kini juga menyiapkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru yang akan menyasar kawasan padat penduduk di Kecamatan Waru.
Direncanakan akan melayani Desa Tambak Rejo, Tambak Oso, Tambak Sawah dan sekitarnya, IPA baru ini menjadi jawaban atas kebutuhan air bersih yang terus meningkat di wilayah pinggiran Sidoarjo bagian Utara.
“Kami telah mengajukan rencana pembangunan IPA baru di Kecamatan Waru, agar distribusi air bersih lebih merata dan kualitasnya lebih terjaga,” ujar Dwi Hary saat ditemui di kantornya.Rabu (6/8/2025).
Kinerja Delta Tirta sejak Tahun 2021 menunjukkan tren yang terus menanjak. Laba perusahaan melonjak lebih dari tiga kali lipat hanya dalam empat tahun, dari Rp15,18 miliar menjadi Rp46,63 miliar pada 2024.
Berikut rincian pertumbuhan laba:
Tahun 2021: Rp15.185.780.659
Tahun 2022: Rp28.046.068.342
Tahun 2023: Rp43.267.371.565
Tahun 2024: Rp46.636.408.086
Lonjakan ini bukan tanpa strategi. Dwi menekankan dua langkah utama: efisiensi pengeluaran dan optimalisasi pendapatan.
“Kami melakukan penataan ulang belanja operasional agar anggaran lebih tepat sasaran. Di sisi lain, kami genjot pemasukan dari perluasan cakupan sambungan rumah tangga,” jelasnya.
Delta Tirta bahkan menargetkan penambahan 25 ribu sambungan rumah (SR) baru sebagai upaya menggenjot pendapatan dan memperluas akses layanan air bersih ke masyarakat.
Kecamatan Waru dipilih karena karakteristik wilayahnya yang semakin berkembang secara ekonomi dan permukiman. Kepadatan penduduk serta pertumbuhan kawasan industri membuat kebutuhan air bersih meningkat tajam. Sementara suplai dari IPA yang ada mulai mengalami tekanan.
IPA baru ini akan difokuskan untuk memperkuat distribusi air bersih di Tambak Rejo, Tambak Oso, Tambak Sawah, dan desa-desa sekitar yang selama ini menjadi titik rawan fluktuasi tekanan air, terutama pada jam-jam sibuk.
“Ini bukan sekadar proyek, tapi jawaban atas kebutuhan masyarakat yang telah lama kami terima di lapangan,” kata Dwi.
Meski berstatus sebagai perusahaan daerah, Delta Tirta tak lagi dikelola dengan cara lama. Dwi membawa pendekatan manajerial modern ke tubuh Perumda Delta Tirta, tanpa melupakan fungsi sosialnya. Laba besar tetap diarahkan untuk memperkuat pelayanan dasar: air bersih untuk semua.