HALOPOS.ID|PALEMBANG – Perekonomian Sumatera Selatan (Sumsel) terus menunjukkan ketangguhan di tengah dinamika global. Pada triwulan II tahun 2025, pertumbuhan ekonomi daerah ini tercatat mencapai 5,42 persen (yoy), menempati posisi tertinggi kedua di Pulau Sumatera. Kinerja positif ini salah satunya didorong oleh peningkatan sektor investasi sebesar 5,65 persen.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Edward Candra, dalam 2nd Sriwijaya Economic Forum yang diselenggarakan Bank Indonesia Provinsi Sumsel di Ballroom Hotel The Excelton Palembang, Selasa (21/10/2025).
Menurut Edward, investasi merupakan motor utama penggerak transformasi ekonomi Sumsel menuju struktur yang lebih produktif dan berkelanjutan. “Melalui investasi yang berkualitas, kita dapat memperkuat sektor hilirisasi, memperluas lapangan kerja, dan menumbuhkan industri baru yang bernilai tambah,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Pemprov Sumsel telah melakukan berbagai langkah konkret untuk menarik investor, antara lain dengan menerapkan Perda Nomor 5 Tahun 2022 dan Pergub Nomor 32 Tahun 2023 sebagai dasar pemberian insentif serta kemudahan investasi.
Selain itu, Pemprov juga tengah menyiapkan dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang berisi daftar proyek siap investasi di berbagai sektor strategis seperti energi, infrastruktur, pertanian, dan pariwisata.
Edward menegaskan, kebijakan ini menjadi bagian dari visi besar Sumsel untuk mendukung agenda nasional menuju Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan ekonomi inklusif dan ramah lingkungan.
Dukungan dari Bank Indonesia menjadi kunci penting dalam memperkuat kebijakan fiskal dan moneter di tingkat daerah. Kepala Perwakilan BI Sumsel, Bambang Pramono, mengungkapkan bahwa realisasi investasi pada triwulan II 2025 mencapai Rp12,67 triliun, atau 62,09 persen dari target RPJMD.
Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dengan porsi 79 persen, terutama dari negara Singapura. Kabupaten OKI dan Kota Palembang menjadi wilayah dengan kontribusi tertinggi terhadap capaian tersebut.
Selain sektor investasi, pertumbuhan ekonomi Sumsel juga ditopang oleh sektor unggulan lain seperti pertambangan, industri pengolahan, serta perdagangan besar dan eceran. “Kondisi inflasi pun terkendali di level 3,44 persen (yoy) per September 2025,” ujar Bambang.
Ia menambahkan, sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan akan menjadi kunci dalam menjaga momentum positif ini. BI memproyeksikan ekonomi Sumsel akan tumbuh stabil di kisaran 4,8–5,6 persen hingga akhir tahun 2025.
Forum ekonomi tersebut diharapkan menjadi katalis bagi tumbuhnya investasi berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan investor, tetapi juga membawa dampak sosial bagi masyarakat Sumsel.