Pengamat: Jangan Mengkambing Hitam Soal Banjir

Pengamat Sosial Sumsel, Bagindo Togar
Pengamat Sosial Sumsel, Bagindo Togar

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Hujan Ekstrem yang terjadi pada Sabtu (25/12/2021) mengakibatkan banjir melanda kota Palembang membuat Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda saat rapat kordinasi dengan BBWS II dan BMKG Sumsel, kemarin mengharapkan BMKG Sumsel agar informasi terkait kondisi cuaca di Palembang lebih update serta disebarluaskan kepada masyarakat.

Keinginan Wawako terhadap BMKG Sumsel untuk lebih update lagi, dinilai pengamat Bagindo Togar upaya untuk mencari kambing hitam persoalan banjir yang melanda kota Palembang di hari natal tersebut. Dirinya menilai seharusnya pemimpin kota Palembang sudah paham akan karakter wilayah yang dipimpinnya bukan mencari kambing hitam atas persoalan banjir yang melanda kota Palembang.

“Bukannya justru pencitraan, tapi malah terkesan menyalahkan BMKG yang sudah bekerja baik untuk masyarakat selama ini. Apa yang kita lihat hari ini, menunjukkan kelas pemimpin yang dimiliki oleh kota Palembang,” ujarnya, Selasa (28/12/2021).

Dirinya menilai, BMKG apa yang dilakukan pihak BMKG secara kompetensi dan tugasnya selama ini telah memberikan informasi kepada masyarakat. Dimana informasi dari BMKH ini menjadi rujukan masyarakat terkait cuaca seperti nelayan dan petani.

“Pemerintah itu takutnya kalau ada peringatan dari KPK, Polisi dan Jaksa, Kalau peringatan dari BMKG tidak pernah diperhatikan. jadinya asal sebut, menyalahkan BMKG yang tidak memberi informasi maksimal,” ungkap Bagindo.

Lanjutnya, Pemerintah Kota Palembang harusnya berorientasi pada pencegahan kejadian atau mitigasi bencana dengan melakukan berbagai antisipasi sesaat setelah peringatan dilakukan. Banyak OPD terkait yang seharusnya bisa melakukan pemantauan terhadap informasi BMKG.

“Wako-Wawako ini punya banyak staf khusus, staf ahli, rasanya tidak susah untuk melihat dan memetakan ancaman dan potensi bencana di kota Palembang. Kecuali mereka memang abai dan tak punya kemauan,” cetus Bagindo.

Justru yang lebih tepat menurut Bagindo adalah memaksimalkan potensi Lurah dan Camat untuk memantau kondisi warga. Mendirikan posko untuk evakuasi dan berbagai hal terkait pasca bencana banjir.

“Sebab, banyak penyakit yang mungkin muncul seperti diare, demam berdarah dan berbagai penyakit lain yang mungkin muncul, sembari memaksimalkan penanganan untuk kejadian lanjutan.” tuturnya. (ZR)

Editor: Hendra.