Penderita Gagal Ginjal di Sumsel Mencapai 7.400 Pasien

Ilustrasi ginjal
Ilustrasi ginjal

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Pasien penderita gagal ginjal di Sumatera Selatan cukup banyak. Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Kesehatan Sumsel, jumlah kasus gagal ginjal yang melakukan rawat inap di Sumsel sebanyak 7.400 pasien.

Kasus paling banyak terjadi pada rentang usia 45-64 tahun yang mencapai 3.444 orang. Dari jumlah itu, terbanyak terjadi pada perempuan sebanyak 1.833 orang, sisanya laki-laki 1.611 orang.

Berikutnya kategori usia 65 tahun ke atas yang mencapai 2.160 orang. Dominan laki-laki sebanyak 1.181 orang dan perempuan 979 orang. Total penderita usia 45 tahun ke atas mencapai 5.604.

Berikutnya usia 25-44 tahun sebanyak 1.479 orang, dengan rincian laki-laki 833 orang dan perempuan 646 orang. Usia remaja rentang 15-24 tahun sebanyak 245 orang dengan rincian laki-laki 129 orang dan perempuan 116 orang. Sedangkan rentang usia anak-anak 5-14 tahun sebanyak 56 orang dengan rincian laki-laki 31 orang dan perempuan 25 orang.

Rentang usia 1-4 tahun sebanyak 12 orang, perempuan sebanyak 7 orang dan laki-laki 5 orang. Kemudian 0 hari-1 tahun ada 4 orang, laki-laki 3 orang dan perempuan 1 orang.

Dari jumlah 7.400 pasien gagal ginjal itu, pasien perempuan menjadi yang terbanyak mencapai 3.793 orang sedangkan laki-laki 3.607 orang. Dari total kasus itu, pasien yang meninggal sebanyak 1.157 orang. Data itu bersumber dari SIRS online 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Trisnawarman mengakui jika jumlah pasien penderita gagal ginjal pada tahun lalu di Sumsel cukup banyak, mencapai ribuan orang.

“Tingginya penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, jantung, diabetes dan sebagainya jadi penyebab tingginya kasus gagal ginjal. Faktornya banyak, tapi yang paling tinggi karena kebiasaan dan pola hidup tidak sehat,” ujarnya.

Dia juga menyebut banyak pasien gagal ginjal mengabaikan pengobatan dan terapi yang diberikan dokter. Ada anggapan jika obat-obatan yang diberikan dapat merusak ginjal. Ada pula pasien yang berobat dengan jenis obat-obatan tak standar sehingga membuat kondisi pasien kian parah.

“Padahal obat-obatan yang diberikan oleh para medis itu sesuai standar dan aturan, tidak mungkin sembarangan. Terpenting pasien harus menerapkan pola hidup sehat, olahraga, menghindari makanan kadar gula tinggi hingga mengurangi makanan lemak tinggi. Pencegahan jadi hal paling penting,” ungkapnya.

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialistik Ginjal Hipertensi Zulkhair Ali mengungkapkan, penyakit gagal ginjal membuat aliran darah di pembuluh berkurang sehingga membuatnya tidak dapat berfungsi sebagai detoksifikasi dan menimbulkan penyakit serius, peningkatan kreatinin dan nitrogen urea.

“Setelah menderita gagal ginjal, jika tidak ada pengobatan yang efektif bisa mengancam nyawa. Penyebab utama adalah tekanan darah tinggi, hiperglikemia, dan asam urat tinggi dalam jangka waktu panjang serta lainnya,” ujarnya.

Katanya, manifestasi klinis gagal ginjal diantaranya adalah mual, muntah, tidak nafsu makan, bau mulut, kulit kering, gatal-gatal, edema berat, distensi abdomen, sulit buang air kecil, anuria, oliguria, mudah lelah, sesak napas dan gejala lainnya.

Untuk penanganan gagal ginjal katanya ada dua metode pengobatan. Pertama transplantasi ginjal dan hemodialisis atau cuci darah. Transplantasi ginjal disebutnya mahal dan tidak mudah menemukan yang cocok. (UC)