Pemangkasan TKD 39 Persen, Gubernur Dorong Sinergi dan Efisiensi Keuangan Daerah

Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah (Rakor Pemda) di Griya Agung, Senin (6/10/2025),
Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah (Rakor Pemda) di Griya Agung, Senin (6/10/2025),

HALOPOS.ID|PALEMBANG – Situasi fiskal nasional yang menekan tak membuat Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru kehilangan arah pembangunan. Dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah (Rakor Pemda) di Griya Agung, Senin (6/10/2025),

Ia menegaskan pentingnya sinergi antarlembaga dan efisiensi penggunaan anggaran di semua lini pemerintahan daerah.

Pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) sebesar 39,38 persen untuk Sumsel menjadi alarm bagi semua kepala daerah agar segera mengambil langkah taktis. “Kita tidak boleh berdiam diri. Setiap rupiah harus tepat guna dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Gubernur Herman Deru.

Rakor bertema “Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Presiden RI” ini dihadiri oleh para kepala daerah se-Sumsel, baik langsung maupun secara virtual. Forum tersebut membahas langkah strategis menjaga keberlangsungan pembangunan tanpa mengandalkan dana transfer pusat secara berlebihan.

Herman Deru menekankan bahwa kondisi ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat kemandirian fiskal daerah. Salah satu caranya adalah dengan menggali potensi lokal melalui pajak dan retribusi yang selama ini belum tergarap maksimal.

Selain sektor pajak, Gubernur juga menyoroti perlunya reformasi dalam pengelolaan BUMD. “BUMD harus menjadi penggerak ekonomi yang nyata, bukan sekadar simbol. Kita ingin BUMD memberi dividen dan membuka lapangan kerja,” katanya.

Ia juga meminta agar seluruh aparat pengawas, mulai dari APIP hingga Inspektorat, aktif mendeteksi potensi kebocoran sejak dini. Transparansi dan akuntabilitas disebut sebagai kunci agar keuangan daerah tetap sehat di tengah keterbatasan anggaran.

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Sumsel, Rahmadi Murwanto, menuturkan bahwa pemangkasan ini merupakan bagian dari kebijakan nasional untuk menekan defisit APBN 2026 yang mencapai Rp269 triliun. Ia menyebut bahwa daerah masih bisa mendapatkan dukungan pembangunan dengan strategi proaktif mengajukan program ke kementerian teknis.

Rahmadi menjelaskan bahwa beberapa pos anggaran terpangkas cukup dalam, di antaranya DBH sebesar -71,7 persen dan DAK Fisik -83,6 persen. Namun, DAK Nonfisik justru meningkat 2,6 persen, yang dapat dimanfaatkan untuk program pendidikan dan kesehatan daerah.

Herman Deru menegaskan, pemerintah provinsi siap membantu kabupaten/kota dalam memetakan potensi pendapatan dan mengarahkan sumber daya secara efisien. “Kita harus bekerja cepat, efektif, dan penuh tanggung jawab,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya komunikasi vertikal antara pemerintah daerah dan pusat agar kebutuhan pembangunan di Sumsel tetap mendapat perhatian. Strategi kolaboratif menjadi jawaban atas keterbatasan fiskal yang kini dihadapi.

Rakor tersebut diakhiri dengan komitmen bersama antara Pemerintah Provinsi dan seluruh kepala daerah untuk menjaga kesinambungan pembangunan Sumsel. Dalam kondisi sesulit apapun, Herman Deru menegaskan bahwa pelayanan publik dan pembangunan masyarakat tidak boleh terhenti.

Penulis: Adi PrayogoEditor: Herwanto