PALEMBANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan meminta pelaksanaan vaksinasi warga Sumsel dilakukan secara jemput bola. Pasalnya, hingga saat ini baru sekitar 2 juta lebih atau 30 persen warga Sumsel yang di vaksin.
“Target Sumsel sampai Desember 2021 ini 6.2 juta warga yang harus di vaksin, tapi hingga sekarang baru 30 persen warga Sumsel yang di vaksin,” ujar Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs Syaiful Padli, Jumat (22/10/2021).
Politisi Partai PKS Sumsel ini menyarankan, supaya pelaksanaan jemput bola vaksinasi warga itu tidak hanya mengandalkan pihak puskesmas, karena orang-orang atau vaksinator di puskesmas terbatas.
“Artinya untuk menuju ke akhir Desember harus ada langkah-langkah yang ekstra,” katanya.
Syaiful mengaku, beberapa waktu lalu Komisi V DPRD Sumsel telah melakukan kunjungan ke Kementrian Kesehatan RI, hal itu lantaran kurangnya kuota dosis vaksin di Sumsel. Tapi untuk kuota vaksin di Sumsel telah bertambah dari 365 ribu perbulan, sekarang sudah hampir 500 ribu perbulan/dosis.
“Kita sarankan agar sentra vaksin sebanyak-banyaknya di sebar di Sumsel, salah satunya dengan mobil vaksin. Tapi untuk menuju ke 12,7 juta dosis, kita baru sekitar 2,2 juta orang yang di vaksin. Artinya Sumsel harus menyuntik 3,3 juta orang perbulan , sedangkan kita baru 500 ribu,” katanya.
Selain itu , menurut Sekretaris Fraksi PKS DPRD Sumsel ini, pihaknya meminta agar Operator Smile yang ada di setiap dinas kesehatan (Dinkes) tiap daerah setiap hari harus mengupdate jumlah vaksinasi yang dilakukan di daerahnya masing-masing .
“Karena level Covid-10 indikatornya salah satunya jumlah berapa banyak orang yang di vaksin, Sumatera Selatan hari ini baru 34 persen di vaksin , untuk menuju level 1 dia harus warga divaksin sudah 70 persen, kalau di Palembang sudah lebih dari 50 persen dan masuk level II,” katanya.
Karena menurutnya , kalau sudah mendekati 70 persen lebih yang di vaksin di kota Palembang maka Palembang masuk level 1.
“Jadi yang bisa membuat perubahan level covid-19 salah satunya jumlah tingkat vaksinasinya dan Komisi V setiap kali melakukan kunjungan kerja ke daerah selalu mempertanyakan operator Smile dan di beberapa daerah operator Smilenya tidak update, salah satu kabupaten yang kami datangi ternyata tidak melakukan update kendalanya sinyal, laporan puskesmas yang lambat masuk sehingga mempengaruhi jumlah yang di vaksin dan mempengaruhi level daerahnya,” katanya.
Ia menghimbau, agar semua kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) di Kabupaten/kota se Sumsel untuk mempercepat vaksin kepada warga.
“Dua minggu lalu kami ke Dinkes Jabar ternyata di sana vaksin sudah hampir 60 persen, Pemprov Jabar menggandeng CSR perusahaan nasional dan mereka mendapatkan 100 mobil vaksin , mobil ini keliling ke warga-warga ,kalau selama ini Puskesmas keterbatasan vaksin dengan adanya mobil vaksin ini warga tidak susah-susah mendatangi Puskesmas,” terangnya. (RZ)