Budaya  

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Segera Digelar, Catat Jadwalnya

Pertunjukan barongsai dalam kegiatan PBTY tahun 2024. (Foto : Kominfo Yogya)
Pertunjukan barongsai dalam kegiatan PBTY tahun 2024. (Foto : Kominfo Yogya)

HALOPOS.ID|YOGYAKARTA – Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali digelar di Kampung Ketandan kawasan Malioboro pada 6-12 Februari 2025. Hal yang membedakan tahun ini, sebagian kegiatan PBTY XX diadakan di panggung Teras Malioboro Ketandan. PBTY tahun ini mengambil tema seni budaya membentuk karakter bangsa.

PBTY sebagai bentuk perayaan Tahun Baru Imlek rutin diselenggarakan oleh paguyuban Jogja Chinese Art & Culture Centre (JCACC) dan didukung berbagai pihak, salah satunya Pemerintah Kota Yogyakarta. PBTY menampilkan pagelaran seni budaya Tionghoa dan lokal, pentas seni, pameran seni budaya dan stan bazar kuliner Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

“PBTY tahun ini temanya seni budaya membentuk karakter bangsa. Karena karakter bangsa ini tidak bisa mendadak langsung bisa jadi. Karakter harus kita bangun dari kecil. Seni budaya kita kenalkan dari generasi ke generasi bahwa seni budaya dapat mempersatukan,” kata Ketua JCACC Tandean Harry Setio saat jumpa pers PBTY XX di Balai Kota Yogyakarta, Senin (3/2/2025).

Menurutnya seni budaya bisa dinikmati semua dan semua pihak bisa berkolaborasi dengan indah. Dalam kegiatan PBTY tidak ada batas-batas atau kisi-kisi. Baik dari arsitektural maupun heterogenitas bisa diterima dengan indah. Oleh sebab itu PBTY juga menjadi simbol toleransi dan wujud keberagaman kebudayaan di Yogyakarta.

Seni budaya tionghoa yang ditampilkan antara lain atraksi liong samsi, naga barongsai dan wayang po tay he. Selain itu pameran seni budaya di Rumah Budaya Kampung Ketandan Tionghoa yang dulunya rumah Kapiten Tan Jin Sing atau dikenal Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat

“Rumah Budaya dulu sekitar abad ke-18 adalah rumah Secodiningrat atau kapiten, dimana berkontribusi terhadap sejarah di Yogyakarta. Lokasinya kawasan Pecinan yang dulunya sebagai tempat administrasi pajak. Kita angkat karena mempunyai situs cagar budaya baik dari bangunan maupun sejarah dan salah satu pendukung sumbu filosofi Yogyakarta,” terang Hary didampingi Ketua Umum PBTY XX Antonius Simon.

Terkait PBTY sebagai perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini merupakan shio ular kayu dalam kalender Tionghoa. Harry menilai shio ular kayu melambangkan suatu kehidupan dan perjuangan. Ular tidak bisa diprediksi karena kadang dirawat dari kecil bisa mematok.
Jadi pihaknya berpesan di tahun-tahun ke depan harus hati-hati dan menghemat. Namun tetap harus mengembangkan dan selalu optimis.

Sementara itu Ketua Pelaksana PBTY XX 2025 Subekti Saputro Wijaya menjelaskan salah satu kegiatan PBTY adalah karnaval budaya pada 6 Februari 2024 dari Parkir Abu Bakar Ali, Malioboro sampai Titik Nol Kilometer. Karnaval budaya diadakan sekitar pukul 18.00 sehingga akan ada pengalihan arus lalu lintas di kawasan Malioboro.

“Tahun ini akan ada panggung lomba di dalam Teras Malioboro Ketandan. Kita kolaborasi dengan dinas yang mengelola Teras Malioboro Ketandan. Untuk pameran di Rumah Budaya menyajikan tentang tokoh orang Tionghoa yang mempunyai peranan penting untuk Bangsa Indonesia,” tambah Bekti.

Adapun untuk pengunjung PBTY disiapkan beberapa kantong parkir antara lain sepanjang Jalan Suryatmajan, Pasar Beringharjo dan Beskalan. Diharapkan masyarakat yang berkunjung ke PBTY bisa menggunakan transportasi publik karena kantong parkir terbatas. (SN)